Jakarta, FORTUNE - Kementerian BUMN akan membentuk induk usaha untuk memonetisasi aset PLTU milik PT PLN (Persero) yang sudah tidak efisien. Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, mengatakan aset PLTU yang akan dikelola oleh badan usaha tersebut memiliki beberapa kriteria, di antaranya berumur tua dan memiliki capacity factor lebih rendah dari 50 persen.
"Jadi bukan PLTU bagus. Ini PLTU aja yang tua enggak efisien. Lagi dalam proses pendataan. Spin off bikin PT baru sendiri. Di bawah PLN," ujarnya dalam sesi bincang bersama wartawan, Selasa (5/10).
Belum jelas bagaimana skema monetisasi aset tersebut melalui induk usaha yang akan dibentuk. Namun, Arya menuturkan salah satu cara yang akan ditempuh adalah penggalangan dana di pasar modal. Nantinya hasil monetisasi PLTU akan digunakan PLN untuk mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
"Justru ini untuk mendorong EBT, spin off anggaran, dan PLN leluasa investasi di EBT. Daripada dia pegang terus mending spin off di IPO, kan? Dana IPO bisa dipakai EBT," ujarnya.
Pembentukan holding tersebut juga sejalan dengan rencana PLN untuk memensiunkan pembangkit listrik tenaga batu bara dalam upaya menuju net zero emissions pada 2060. '"Kan memang lepas dari (PLTU) itu 2060. Cocok, sesuai, ini masih dalam kerangka 2060 itu," katanya.
