Laba Bukit Asam Turun 16% di 2024, Buntut Koreksi Harga Batu Bara

Jakarta, FORTUNE - Emiten batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), membukukan penurunan laba bersih sebesar 16,41 persen (YoY) dari Rp6,10 triliun menjadi Rp5,10 triliun pada 2024.
Laba bersih itu menurun walaupun pendapatan perseroan naik 11,11 persen (YoY) dari Rp38,48 triliun menjadi Rp42,76 triliun.
Salah satu penyebabnya, kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 17,83 persen (YoY) dari Rp29,33 triliun menjadi Rp34,56 triliun. Begitu pula dengan beban umum dan administrasi serta beban penjualan dan pemasaran.
Alhasil, laba usaha Bukit Asam terkoreksi 21,52 persen (YoY) dari Rp7,20 triliun menjadi Rp5,65 triliun. Pada akhirnya, itu mengakibatkan laba bersih mengalami penurunan.
Menurut Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, perseroan menghadapi berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12 persen (YoY) dari US$84,76 per ton pada 2023 menjadi US$74,19 per ton di 2024. Sementara itu, rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 22 persen (YoY) menjadi US$134,85 per ton pada 2024, dari US$172,79 per ton pada 2023.
Untuk itu, perseroan berupaya memaksimalkan potensi pasar domestik serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja. Selain itu, perseroan juga mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan sehingga dapat mengoptimalkan implementasi efisiensi secara berkelanjutan.
"Cost leadership ini tergambar dari pengendalian nisbah kupas (stripping ratio) yang pada 2024 sebesar 6,23 kali. Nisbah kupas tersebut masih di bawah target 2024 yang mencapai 6,44 kali," kata Niko, dikutip Rabu (9/4).