Laba Bersih Intra Golflink (GOLF) Naik 12,30% Jadi Rp65,57 Miliar

- Laba bersih Intra Golflink (GOLF) naik 12,30% menjadi Rp65,57 miliar.
- Pendapatan perseroan tumbuh 11,5%, mencapai Rp198 miliar.
- Penjualan properti real estate meningkat 52,1%, menyumbang Rp67,9 miliar bagi total pendapatan.
Jakarta, FORTUNE - PT Intra Golflink Resorts Tbk (GOLF) menunjukkan performa yang terhitung memuaskan sepanjang 2024. Perusahaan pengelola resor golf ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih cukup signifikan dengan raihan Rp65,57 miliar, meningkat 12,30 persen dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya yang sebesar Rp60,17 miliar.
Menurut laporan keuangan perusahaan, margin laba bersihnya naik tipis dari 33,9 persen menjadi 34,1 persen. Menariknya, margin tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan margin EBITDA.
Salah satu faktor yang mendongkrak laba bersih ini adalah pembagian laba senilai Rp4,0 miliar dari entitas asosiasi PT Belitung Golf and Resorts (BGR). Laba tersebut utamanya berasal dari penjualan lahan BGR kepada anak perusahaan GOLF, yaitu PT New Kuta Golf and Ocean View.
Kinerja positif ini sejalan dengan pendapatan yang berhasil dibukukan perseroan sepanjang 2024. GOLF meraup pendapatan Rp198 miliar alias tumbuh 11,5 persen dibandingkan dengan 2023 yang mencapai Rp177,6 miliar.
Lonjakan penjualan properti real estate menjadi salah satu motor utama pertumbuhan pendapatan GOLF. Penjualan pada sektor ini melonjak hingga 52,1 persen, menyumbang Rp67,9 miliar bagi total pendapatan. Selain itu, pendapatan dari lini bisnis restoran juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, naik 3,8 persen menjadi Rp27,2 miliar.
Direktur Utama GOLF, Dwi Febri Astuti, mengatakan bisnis golf tetap menjadi andalan utama perusahaan. Sektor ini mampu menghasilkan arus kas stabil dengan margin keuntungan yang tinggi.
Pendapatan dari bisnis golf berkontribusi Rp93,0 miliar atau sekitar 47 persen dari total pendapatan GOLF. Kabar baiknya, jumlah putaran permainan di New Kuta Golf mengalami peningkatan sebesar 5,7 persen. Hal ini didorong oleh naiknya kunjungan wisatawan mancanegara yang bahkan telah melampaui level sebelum pandemi COVID-19 pada 2019.
Selain pertumbuhan pendapatan, GOLF juga mencatatkan peningkatan pada laba kotor, yang naik 6,5 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp119,7 miliar, dengan margin laba kotor yang solid pada level 60,5 persen. Meski demikian, beban operasional perusahaan mengalami kenaikan 15,3 persen YoY menjadi Rp47,3 miliar.
Di sisi lain, GOLF berhasil menjaga efisiensi operasionalnya. Pengelolaan biaya yang baik ini turut berkontribusi pada peningkatan EBITDA sebesar 4,7 persen YoY menjadi Rp88,6 miliar, dengan margin EBITDA yang tetap kuat pada 44,7 persen.
Dari sisi neraca keuangan, total aset GOLF pun meningkat dengan signifikan. Aset perseroan tumbuh 11,2 persen YoY menjadi Rp8,6 triliun dibandingkan dengan Rp7,8 triliun pada 2023. Hal ini mencerminkan pertumbuhan modal yang kuat bagi perusahaan.
“Ke depan, kami berkomitmen untuk terus melanjutkan investasi kami pada aset-aset berkualitas tinggi dan mengoptimalkan nilai landbank perseroan yang luas untuk menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi para pemegang saham kami,” kata Dwi di Jakarta, Selasa (8/4).