Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

LPEI Ungkap Peluang Ekspor Indonesia di tengah Tantangan Perang Dagang

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank. (dok. LPEI)
Intinya sih...
  • LPEI menyatakan peluang ekspor Indonesia masih terbuka lebar meski ada perang tarif AS-Cina
  • Eksportir Indonesia dapat memperluas pasar melalui kerja sama strategis seperti TPP dan BRICS
  • Potensi perdagangan di negara-negara BRICS dan TPP terbilang signifikan, dengan komoditas unggulan seperti minyak sawit, ikan sarden, gula, dan produk rumah tangga

Jakarta, FORTUNE - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia mengungkapkan sejumlah potensi dan peluang ekspor Indonesia di tengah ancamana perang tarif Amerika Serikat dan Cina.

Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist Indonesia Eximbank, Rini Satriani mengatakan, di tengah memanasnya hubungan dagang AS dan Cina, eksportir Indonesia dapat memperluas pasarnya melalui kerja sama strategis seperti Trans-Pacific Partnership (TPP), BRICS, dan berbagai perjanjian perdagangan bebas.

"Menghadapi tantangan proteksionisme global yang terus berkembang, eksportir nasional dituntut untuk mampu menangkap peluang melalui inovasi, sikap proaktif, serta daya saing yang agresif dengan terus mengeksplorasi pasar-pasar ekspor baru,” kata Rini, Rabu (30/4).

Ia menyebut potensi perdagangan yang belum terealisasi (unrealized potential) di negara-negara BRICS dan TPP terbilang signifikan. Komoditas minyak sawit dan turunannya memiliki peluang sebesar US$9,8 juta, ikan sarden USD23 juta, komoditas gula USD5,4 juta, dan produk rumah tangga mencapai US$32,9 juta.

Adapun, dampak perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok terhadap ekspor Indonesia bersifat langsung maupun tidak langsung. Rini mengatakan sekitar 10 persen ekspor Indonesia ke AS akan terdampak langsung oleh kebijakan tarif resiprokal, sementara dampak tidak langsung muncul dari pergeseran rantai pasok dan kompetisi pasar yang semakin ketat akibat perubahan pola perdagangan global.

Prospek Bisnis Ekspor

Meskipun begitu, ia melihat prospek ekspor Indonesia tetap positif dalam jangka menengah dan panjang. Ini karena pasar Indonesia telah menunjukkan penguatan selama ini. Oleh sebab itu strategi perluasan pasar melalui kemitraan internasional dan negara non-tradisional menjadi peluang yang perlu dimaksimalkan.

Sepanjang Januari–Maret 2025, ekspor nasional tumbuh 6,9 persen, didorong oleh komoditas utama seperti CPO, besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektrik. Sekitar 60,5 persen ekspor berasal dari lima kelompok produk, yaitu lemak dan minyak nabati (12,8 persen), bahan bakar mineral (12,8 persen), besi dan baja (10,3 persen), mesin dan perlengkapan elektrik (6,7 persen), serta kendaraan dan bagiannya (6,4 persen).

Saat ini, produk ekspor Indonesia berhasil menembus 192 negara di seluruh dunia, dengan 65,8 persen terkonsentrasi pada 10 mitra dagang utama. Tiongkok dan Amerika Serikat menyumbang 33,9 persen dari total ekspor, diikuti pertumbuhan positif dari Malaysia, Singapura, dan Thailand, sementara ekspor ke India, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan tetap terjaga.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us