BUSINESS

TikTok: Belanja Online Meningkat Saat Ramadan, Peluang Bagi Brand

67% pengguna Tiktok berbelanja lebih banyak saat Ramadan.

TikTok: Belanja Online Meningkat Saat Ramadan, Peluang Bagi Brandilustrasi TikTok (unsplash.com/Solen Feyissa)
02 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – TikTok Indonesia baru saja meluncurkan laporan terbaru mengenai tren belanja online ketika Ramadan. Aplikasi video pendek itu memperkirakan Ramadan tahun ini akan lebih meriah layaknya era sebelum Covid. Sebab, pemerintah telah menyetop kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Kemeriahan ini menjadi kesempatan bagi brand untuk berinteraksi dengan target audience dalam berbagai kegiatan penuh makna di bulan Ramadan. Terlebih lagi, 67 persen pengguna TikTok berbelanja lebih banyak selama periode tersebut,” kata Head of Business Marketing Tiktok, Sitaresti Astarini, dalam rilis pers yang dikutip Selasa (2/2).

Studi TikTok bertajuk "Ramadan 2023 with TikTok: Winning Hearts and Carts", dan berisi rupa-rupa tren konten dan tren perilaku pengguna TikTok yang memiliki semangat belanja tinggi selama Ramadan.

Senior Marketing Manager Kantar Worldpaner Division, Corina Fajriyani, menyatakan terdapat sejumlah perubahan kondisi pada Ramadan tahun ini, mulai dari penyetopan pembatasan kegiatan sampai kenaikan harga barang. Hal tersebut mendorong terjadinya perubahan gaya belanja masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Ramadan dan Lebaran.

"Masyarakat kini memiliki pilihan yang lebih banyak dalam berbelanja, bisa offline dan online. Belum lagi kegiatan mudik dan berpergian turut mempengaruhi titik konsumsi masyarakat, sehingga tidak lagi hanya terpusat di kota-kota besar,” ujar Corina. 

Tren konsumen

Aplikasi TikTok pada handphone
ilustrasi TikTok (unsplash.com/Hello I'm Nik)

Sitaresti mengatakan perkembangan teknologi membuat konsumen menjadi semakin kritis dalam mencari sumber inspirasi dan informasi tambahan demi membantu mereka dalam mengambil keputusan. Dia berpendapat pemasar ditantang untuk menjadi lebih jeli dalam menyajikan konten promosi yang relevan, informatif, serta menghibur demi menggaet konsumen.

“Melalui ekosistem TikTok, brand dapat melakukan strategi pemasaran berbasis konten yang menyeluruh, mulai dari meningkatkan awareness hingga menyediakan titik pembelian. Tentunya ini semua perlu dibalut dengan pendekatan Shoppertainment yang mengutamakan konten hiburan dan kreatif, untuk nantinya mendorong konversi atau pembelian produk," katanya.

Dalam laporannya, Tiktok menyebut selera konsumen Indonesia untuk berbelanja masih tinggi. 98 responden mengaku Tiktok masih menjadi pilihannya untuk mencari inspirasi produk atau jasa.

Namun, responden yang berbelanja akan mempertimbangkan harga produk yang wajar atau kerap disebut dengan value for money. 51 persen responden menyatakan diskon menjadi pendorong untuk berbelanja. Sementara itu, promosi seperti paket bundling dan paket spesial turut menjadi faktor pendorong pengguna konsumen melakukan pembelian.

Pada aspek konten, hiburan dan inspirasi menjadi pertimbangan pertama bagi pengguna mencari konten. Dalam hal ini, pemasar melalui strategi pemasarannya mesti terlebih dahulu mengutamakan konten hiburan, baru kemudian mendorong pembelian.

"Konten yang bersifat storytelling, autentik, menyajikan tren atau rekomendasi, dan yang terpenting, tidak memaksa pembelian atau hardsell, menjadi faktor penentu dalam mendorong pengguna untuk melakukan konversi atau pembelian. Tentunya, pengguna perlu juga dilengkapi dengan informasi yang jelas serta poin konversi yang mudah diakses," kata Sitaresti.   

Studi TikTok menunjukkan 54 persen responden berniat menonton TikTok LIVE selama Ramadan hingga Idulfitri. Mereka juga bisa melakukan pembelian dengan lebih mudah secara langsung melalui TikTok Shop. “Tren ini terlihat di bulan Ramadan tahun lalu, di mana TikTok Shop mencatat kenaikan penjualan online atau GMV selama periode tersebut,” katanya, tanpa memerinci persentase kenaikan maupun nilai GMV tersebut.

Related Topics