Jakarta, FORTUNE - Setiap generasi mungkin menghadapi perjuangan dan keraguan saat bergabung dengan angkatan kerja. Gen Z sendiri memasuki dunia kerja selama pandemi global dan di tengah kekhawatiran atas kenaikan tingkat inflasi, ketakutan resesi, konflik geopolitik, dan perubahan iklim. Bagaimana Gen Z memandang posisi mereka di dunia kerja dan apa yang menjadi tantangan?
Iterasi terbaru dari American Opportunity Survey (AOS) McKinsey mengungkapkan fakta menarik. Ada kesenjangan generasi di tempat kerja dengan perbedaan mencolok antara cara Gen Z dan generasi lain memandang diri mereka sendiri, kemampuan mereka untuk bekerja secara efektif, dan terkait masa depan mereka.
Melansir laman McKinsey, survei dilakukan terhadap 25.062 orang Amerika termasuk 1.763 responden dalam rentang usia Gen Z antara 18 hingga 24 tahun. Survei menunjukkan bahwa responden Gen Z yang bekerja lebih cenderung memiliki pekerjaan mandiri atau banyak pekerjaan daripada pekerja yang lebih tua.
Tidak seperti generasi lain, mereka cenderung tidak mengharapkan periode ketidakamanan finansial ini berakhir dan memiliki tingkat keraguan yang tinggi tentang kemampuan akhirnya untuk membeli rumah atau pensiun.
Responden Gen Z yang bekerja lebih mungkin untuk melaporkan bahwa gaji yang mereka terima untuk pekerjaan mereka tidak memberikan mereka kualitas hidup yang baik (26 persen, dibandingkan dengan 20 persen responden lain) dan lebih kecil kemungkinannya dibandingkan responden lain untuk melaporkan perasaan cukup diakui dan dihargai untuk pekerjaan mereka (56 persen, dibandingkan dengan 58 persen responden lain). Sebanyak 77 persen responden Gen Z mengatakan akan mencari pekerjaan baru.
Sementara dalam keinginan pindah pekerjaan di awal karier hanya 37 persen yang percaya bahwa sebagian besar orang di negara ini memiliki peluang ekonomi—pesimisme ini menunjukkan rasa tidak enak yang mendalam tentang prospek mereka sendiri dan publik.
American Opportunity Survey (AOS) McKinsey menunjukkan ada perbedaan dalam cara generasi menanggapi pertanyaan survei menunjukkan tentang tingkat kesulitan di kalangan anak muda. Sebanyak 55 persen melaporkan telah didiagnosis atau telah menerima perawatan untuk penyakit mental, jumlah ini lebih banyak dari kelompok usia 55 hingga 64 tahun (31 persen) yang melaporkan hal serupa.
Ahli Bedah Umum AS Vivek Murthy mengeluarkan nasihat tentang kesehatan masyarakat pada Desember 2021 untuk mengatasi “krisis kesehatan mental kaum muda” yang diperburuk oleh pandemi Covid-19.
Beberapa perbedaan lain antara kelompok usia juga penting. Kaum muda melaporkan masalah kesehatan fisik sebagai halangan untuk melakukan pekerjaan secara efektif pada tingkat yang lebih tinggi daripada populasi umum, yang mencakup orang yang puluhan tahun lebih tua dari mereka. Faktanya, pada setiap metrik yang mengganggu kinerja efektif, Gen Z melaporkan lebih banyak perjuangan daripada populasi umum.
Survei ini membuka jendela baru tentang bagaimana perasaan Gen Z tentang dirinya sendiri dan tempatnya di dunia kerja, dan bagaimana mereka dapat mendukung kelompok ini dalam angkatan kerja. Para pengusaha dan pemangku kepentingan lainnya bisa menjadikannya bahan pertimbangan untuk memahami tenaga kerja di kalangan Gen Z.