Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengatakan perusahaannya rela menjadi pemegang saham minoritas pada industri hilir baterai kendaraan listrik (EV Battery) yang akan dibangun bersama dua mitra swasta asing.
Sebab, kata dia, kekuatan MIND ID sebagai induk usaha BUMN pertambangan ada di sisi hulu, yakni kepemilikan cadangan sumber daya nikel—bahan baku baterai.
Karena itu, dalam kerja sama pengembangan ekosistem baterai EV, porsi kepemilikan saham terbesar akan ada di pengelolaan tambang atau sektor hulu. Di sana, anggota grup MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, akan memiliki saham mayoritas pada dua perusahaan patungan yang bakal dibentuk, yakni masing-masing 51 persen.
Sementara sisa yang sekitar 49 persen akan dikuasai oleh mitra swasta asing, yakni LG Energy Solution dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL)—anak usaha Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL),
"Antam akan berperan sebagai pengelola secara aktif terhadap kegiatan pertambangan," ujarnya dalam rapat kerja di Komisi VI, kemarin (12/9).
Di sektor middle stream, kepemilikan saham pada perusahaan smelter patungan bersama kedua mitra akan berkurang menjadi sekitar 40 persen. Pada level itu, anggota grup MIND selain Antam, yakni Indonesia Battery Corporation (IBC), juga akan terlibat.
Mereka akan menggunakan teknologi RKAF ataupun HPAL untuk mengolah bahan baku nikel menjadi produk turunan seperti katoda dan prekursor.
Semakin ke hilir, porsi kepemilikan saham perseroaan di JV akan semakin berkurang karena penguasaan teknologi dan pangsa pasar berada di pihak mitra.
"Pada mata rantai berikutnya, di mana ada kebutuhan teknologi dan kapital yang sedemikian intensif, kami tentunya harus melakukan perimbangan, dengan merelakan kepemilikan mayoritas atas stage-stage berikutnya seperti di HPAL, nikel sulphate, precursor, di katoda sampai ke baterai selnya sendiri kepada mitra strategis kami," tuturnya.
Meski demikian, Hendi menegaskan bahwa MIND ID terus memantau perkembangan teknologi baterai listrik ke depan, terutama dari sisi penggunaan mineral lainnya. Termasuk, kata dia, juga kemungkinan berkembangnya kendaraan berbahan bakar selain listrik yakni hidrogen.
"Tapi, kalau melihat animo yang kami terima, tidak hanya dari perusahaan EV Battery, tapi juga perusahaan otomotif dunia seperti Volkswagen, Ford Motor company, juga Tesla. Itu kami optimistis bahwa minimal dua atau mudah-mudahan tiga dekade ke depan pengembangan ini akan menambah manfaat besar bagi bangsa," ujarnya.