Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pabrik Sanken di Cikarang Tutup Juni 2025, Apa Alasannya?

Sanken Jepang (blibli.com)
Intinya sih...
  • Pabrik Sanken di Cikarang akan tutup produksi per Juni 2025.
  • Penutupan pabrik dipicu oleh keputusan induk perusahaan di Jepang untuk mengubah basis produksinya menjadi semikonduktor.
  • 30 pabrik tekstil di Indonesia tutup sejak kuartal III-2022 hingga 2024, memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi belasan ribu karyawan.

Kementerian Perindustrian RI menginformasikan bahwa pabrik merek elektronik, Sanken di Cikarang, Jawa Barat akan menutup kegiatan produksinya pada Juni 2025. Diketahui, pabrik Sanken yang akan tutup ini berlokasi di kawasan industri MM2100.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta menjelaskan bahwa informasi ini berdasarkan pengumuman perusahaan melalui sistem online single submission (OSS), yang menyatakan rencana penutupan fasilitas produksi.

"Di OSS itu Juni 2025,” kata Diarta saat ditemui di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (20/2).

Fasilitas yang akan ditutup tersebut merupakan pabrik yang 100% berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan tidak terkait dengan Sanken Indonesia.

Alasan pabrik Sanken di Cikarang ditutup

Diarta menjelaskan bahwa pabrik Sanken di Cikarang itu memang telah mengalami penurunan produksi secara bertahap, dengan tingkat utilitas yang hanya mencapai 14% pada 2024.

Dijelaskan juga bahwa penutupan pabrik Sanken di MM2100 Cikarang ini merupakan keputusan langsung dari induk perusahaan di Jepang. Mereka berencana untuk mengubah basis produksinya menjadi semikonduktor.

"Karena permintaan dari mother company di Jepang untuk menutup line produksi di Indonesia yang untuk nanti akan dipindahkan ke Jepang untuk menjadi semikonduktor di Jepang," kata dia.

Secara garis besar, Diarta mengungkapkan perusahaan tersebut memiliki itikad baik karena sudah melaporkan rencana menghentikan basis produksi di Indonesia.

Pabrik di Indonesia yang bangkrut

Karyawan melakukan proses perakitan AC di pabrik PT Daikin Industries Indonesia (DIID) di Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (12/12). (Dok. Daikin Indonesia)

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta membeberkan setidaknya ada 30 pabrik tekstil di Tanah Air yang memutuskan untuk tutup terhitung sejak kuartal III-2022 hingga 2024.

Selain menutup operasional, tercatat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) juga banyak yang merelokasi pabrik.

APSyFI juga mendata bahwa seluruh pabrik tekstil yang tutup berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga belasan ribu karyawan.

Redma menjelaskan banyak pabrik tekstil di Indonesia bangkrut karena arus barang impor produk TPT, baik legal maupun ilegal yang membanjiri pasar dalam negeri. Akibatnya, produk lokal tidak bisa bersaing.

“Karena produk impor ini dijual dengan harga dumping. Terlebih yang ilegal dijual tanpa bayar pajak dan bea masuk,” ujar Redma saat dihubungi, Kamis (7/11).

Berdasarkan catatan APSyFI, berikut daftar 30 pabrik yang tutup dan terdampak kebijakan impor di Indonesia per November 2024:

  1. PT Lawe Adyaprima

  2. PT Grand Pintalan

  3. PT Centex - Spinning Mills

  4. PT Damatex

  5. PT Argo Pantes - Bekasi

  6. PT Asia Citra Pratama

  7. PT Kaha Apollo Utama

  8. PT Mulia Cemerlang Abadi

  9. PT Lucky Tekstil (PHK 100 orang)

  10. PT Grand Best (PHK 300 orang)

  11. PT Delta Merlin Tekstil I Duniatex Grup (PHK 660 orang)

  12. PT Delta Merlin Tekstil II Duniatex Grup (PHK 924 orang)

  13. PT Pulaumas Tekstil (PHK 460 orang)

  14. PT Tuntex (PHK 1.163 orang)

  15. Agungtex Grup (Sekitar 2.000 orang dirumahkan)

  16. PT Kabana (PHK 1.200 orang)

  17. PT Pismatex (Pailit dan PHK 1.700 orang)

  18. PT Sai Aparel (Relokasi sebagian)

  19. PT Adetex (Sekitar 500 orang dirumahkan)

  20. PT Nikomas

  21. PT Chingluh (PHK sekitar 2.000 orang)

  22. PT HS Aparel (Tutup)

  23. PT Starpia (Tutup)

  24. PT Djoni Texindo

  25. PT Efendi Textindo

  26. PT Fotexco Busana Internasional

  27. PT Wiska Sumedang (Tutup dan PHK 700 orang)

  28. PT Alenatex (Tutup dan PHK 700 orang)

  29. PT Kusuma Group (3 perusahaan tutup dan PHK 1.500 orang)

  30. PT Primissima (PHK 402 orang)

Sementara itu, Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) sebelumnya mencatat terdapat tujuh pabrik di sektor TPT di Pulau Jawa yang tutup dari Januari hingga Agustus 2024. Namun, angka tersebut kini berkurang menjadi enam pabrik karena PT Sai Apparel, yang sebelumnya dilaporkan tutup, telah kembali melanjutkan operasionalnya.

PT Sai Apparel membuka operasional kembali dengan efisiensi karyawan menjadi 2.000, dari sebelumnya 8.000 karyawan.

“PT Sai Apparel Semarang infonya sekarang buka lagi dengan sekitar 2.000 karyawan,” ujar Presiden KSPN Ristadi saat dihubungi, Senin (14/10).

PHK yang terakhir dilaporkan berasal dari PT Sinar Panca Jaya terhadap lebih dari 340 karyawan sebelum pabrik tersebut tutup pada Agustus 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama Wisnu Oktyandito
EditorYogama Wisnu Oktyandito
Follow Us