Peritel Baju Tunda Pesanan hingga Perekrutan Karena Tarif Trump

- Peritel fesyen di AS tunda pesanan dan hentikan perekrutan karyawan jelang kenaikan tarif produk dari Vietnam dan Tiongkok.
- Produsen kecil sangat tergantung pada Vietnam dan Tiongkok, sementara perusahaan besar bekerja sama dengan pemasok untuk membagi biaya tarif.
- Akibatnya, harga produk seperti tas dan sepatu lari diprediksi akan naik 40-46 persen di toko-toko AS.
Jakarta, FORTUNE - Sejumlah peritel fesyen, pakaian dan aksesori di seluruh Amerika Serikat menunda pesanan dan membekukan perekrutan karyawan menjelang kenaikan tarif yang berlaku mulai Rabu ini untuk produk yang diimpor dari Vietnam dan Tiongkok.
Perusahaan seperti Nike dan Lululemon menghadapi pilihan sulit dan tak masuk akal seperti: mengimbangi biaya tarif dengan menaikkan harga 40 persen- yang berpotensi menggerus penjualan- atau menyerap kenaikan biaya dan semakin membebani margin keuntungan yang menipis.
Namun, tidak seperti pesaing mereka yang lebih besar, produsen pakaian dan sepatu skala lebih kecil yang tidak memiliki rantai pasokan yang luas, justru sangat bergantung pada Vietnam dan Tiongkok.
Ian Rosenberger, CEO Day Owl, perusahaan New York yang memproduksi ransel di Vietnam, telah menghentikan pesanan beberapa waktu mendatang—kecuali ada kesepakatan untuk menurunkan tarif Vietnam secara signifikan, Rosenberger memperkirakan Day Owl memiliki waktu 30 hari sebelum tutup.
Namun dengan siklus produksi sekitar 100 hari, menunggu lebih lama justru berisiko kehilangan musim belanja penting untuk kembali ke sekolah. "Kerusakannya sudah cukup parah hingga menjadi ancaman eksistensial," katanya seperti yang dikutip dari Reuters, seraya menambahkan bahwa tujuh karyawannya telah bertanya apakah mereka harus bersiap untuk kehilangan pekerjaan.
Rosenberger mengatakan tarif akan menaikkan bea masuknya menjadi US$22 dari US$5, yang mendorongnya untuk menaikkan harga tas kelas atasnya menjadi $212 dari $155.
Footwear Distributors and Retailers of America- yang mana anggotanya mencakup Nike, Walmart, Skechers, dan Deckers - menghitung sepatu lari seharga US$155 yang dibuat di Vietnam harus naik harga menjadi US$220 di toko-toko AS untuk mengimbangi tarif sebesar 46 persen.
Manufaktur Vietnam
Vietnam telah mengembangkan pabrik-pabrik khusus yang memproduksi segala hal mulai dari sepatu lari berteknologi tinggi hingga pakaian olahraga. Vietnam merupakan manufaktur pakaian dan sepatu terbesar kedua yang diimpor ke AS setelah Tiongkok, dan pusat manufaktur utama bagi Nike, Adidas serta beberapa merek lain.
Vietnam telah meminta penundaan selama 45 hari dalam penerapan tarif AS, dan mengatakan akan membeli lebih banyak produk AS, setelah Trump dan pemimpin Vietnam To Lam sepakat membahas kesepakatan guna menghapus pungutan tersebut.
Saham Nike anjlok hingga 14 persen sejak pasar ditutup pada 2 April, ketika Trump mengumumkan tarif, sementara saham Adidas turun 16 persen, Puma 18 persen dan pemilik North Face, VF Corp 31 persen.
Perusahaan-perusahaan besar ini bekerja sama dengan pabrik-pabrik di seluruh dunia, mengajak bernegosiasi untuk membagi biaya tarif dengan pemasok. VF Corp "sangat terdiversifikasi di seluruh rantai pasokan kami untuk mengelola tarif," kata seorang juru bicara.
Bisnis kecil, seperti merek sepatu lari wanita Oiselle yang berbasis di Seattle, Washington, memiliki kapasitas yang lebih sedikit untuk menyerap biaya, dan lebih sedikit sumber daya untuk merencanakan alternatif.
Arielle Knutson, CEO Oiselle, telah meminta 14 karyawan penuh waktunya untuk mengerjakan dua atau tiga rencana kontinjensi tarif, di samping pekerjaan rutin mereka.
Oiselle, yang menyediakan legging, bra olahraga, dan atasan lari dari Vietnam, telah menunda pesanan musim semi 2026 yang biasanya akan dikirim saat ini.