Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Profil Saudi Aramco, Raksasa Minyak Dunia Paling Bernilai

Saudi Aramco
Kilang minyak Saudi Aramco (Dok. Aramco)
Intinya sih...
  • Saudi Aramco adalah perusahaan minyak raksasa asal Arab Saudi yang memiliki pengaruh global.
  • Mayoritas saham Saudi Aramco dimiliki oleh Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Keuangan.
  • Aramco mencatat laba bersih fantastis, menjadi sponsor di dunia sepak bola, dan menjajaki kerja sama dengan Indonesia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saudi Aramco adalah perusahaan raksasa asal Arab Saudi yang namanya selalu identik dengan minyak dunia. Bukan hanya sekadar produsen energi, Aramco juga menjadi simbol kekuatan ekonomi yang mampu memengaruhi stabilitas global.

Di balik ladang minyak dan angka-angka fantastis dalam laporan keuangannya, perusahaan ini semakin gencar memperluas pengaruh ke sektor lain. Mulai dari investasi strategis, dukungan terhadap program ambisius Saudi Vision 2030, hingga menjadi sponsor ajang olahraga terbesar di dunia. Kiprahnya melampaui sekadar bisnis minyak dan gas, melainkan juga pencitraan global yang terencana.

Bagi Indonesia, nama Aramco juga tak asing. Rencana kerja sama pembangunan kilang, pasokan energi, hingga peluang investasi membuat hubungan keduanya menarik untuk diamati. Lantas, bagaimana perjalanan Aramco dan bagaimana kondisi keuangannya terkini? Simak penjelasannya berikut ini!

Profil dan sejarah Saudi Aramco

Saudi Aramco, atau Saudi Arabian Oil Company, berdiri pada 1933 melalui perjanjian konsesi antara pemerintah Arab Saudi dan Standard Oil of California (Chevron). Saat itu, perusahaan ini bernama California-Arabian Standard Oil Company (CASOC). Produksi komersial pertamanya dimulai tahun 1938.

Ternyata, Aramco berkembang pesat hingga akhirnya pada 1980, pemerintah Arab Saudi memiliki 100 persen kepemilikan saham. Melansir situs resminya, perusahaan Aramco beroperasi dalam tiga segmen utama, di antaranya:

  • Upstream: eksplorasi, pengembangan lapangan, dan produksi minyak serta gas.
  • Downstream: pengolahan minyak, distribusi, petrokimia, dan pemasaran produk energi.
  • Corporate: layanan pendukung seperti keuangan, IT, dan sumber daya manusia.

Hingga kini, Aramco mempekerjakan lebih dari 75.000 orang dengan kantor pusat di Dhahran. Di bawah kepemimpinan Amin H. Nasser sebagai CEO dan Yasir Othman Al-Rumayyan sebagai Chairman, Aramco bukan hanya perusahaan minyak, melainkan entitas yang memengaruhi ekonomi global.

Siapa pemilik Saudi Aramco?

Sebagai perusahaan negara, mayoritas saham Saudi Aramco dimiliki oleh Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Keuangan. Meski pada 2019 Aramco melepas sebagian kecil saham melalui Initial Public Offering (IPO) terbesar di dunia, kendali tetap sepenuhnya berada di tangan pemerintah.

Mengenai rencana IPO Aramco pertama kali mencuat pada 2016 ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengumumkan niat melepas 5% saham dengan valuasi sekitar 2 triliun dolar AS (sekitar Rp33.320 kuadriliun). Setelah sempat tertunda, IPO akhirnya terlaksana pada 2019.

Aramco berhasil mengumpulkan 25,6 miliar dolar AS (sekitar Rp426 triliun), menjadikannya IPO terbesar di dunia, lalu meningkat menjadi 29,4 miliar dolar AS (sekitar Rp490 triliun) setelah opsi tambahan (greenshoe). Meski hanya menjual 1,5% saham, langkah ini menempatkan Aramco sejajar dengan raksasa teknologi seperti Apple dan Microsoft dalam hal valuasi global.

Dengan model ini, Aramco berperan sebagai mesin penghasil pendapatan utama negara sekaligus penopang Saudi Vision 2030.

Kinerja keuangan Saudi Aramco

Sebagai perusahaan negara, Aramco menjadi sumber utama pendapatan Arab Saudi. Perusahaan membayar pajak hingga 50% kepada pemerintah (turun dari 85% sebelum 2017). Secara kinerja, Aramco mencatat laba bersih fantastis.

Pada 2024, keuntungan tercatat 106,25 miliar dolar AS (sekitar Rp1,75 kuadriliun), meski turun 12,39% dari tahun sebelumnya yang mencapai 121,27 miliar dolar AS. Dividen yang dibagikan pada 2024 bahkan menyentuh 124,25 miliar dolar AS, naik 27% dari tahun sebelumnya. Namun, pada 2025 jumlahnya menurun ke 85,4 miliar dolar AS (Rp1,4 kuadriliun).

Meski fluktuatif, Aramco tetap mempertahankan posisinya sebagai perusahaan paling menguntungkan di dunia dengan cadangan minyak mencapai 198,8 miliar barel serta cadangan gas 191,6 triliun kaki kubik standar.

Menjadi sponsor di dunia sepak bola

Hingga pertengahan 2025, Aramco semakin menegaskan dominasinya di sepak bola global. Perusahaan ini resmi menjadi mitra strategis global FIFA untuk Piala Dunia 2026, dengan kontrak bernilai ratusan juta dolar. Logo Aramco akan terpampang di stadion, papan reklame, hingga materi promosi resmi, memberikan visibilitas internasional yang luar biasa.

Selain FIFA, Aramco juga dikabarkan menjajaki kerja sama dengan klub-klub Liga Inggris. Walau belum ada kontrak final, laporan media internasional menyebutkan nilai sponsor yang ditawarkan sangat fantastis, memperlihatkan strategi Aramco untuk membangun citra global melalui olahraga.

Apakah Aramco menjalin kerja sama dengan Indonesia?

Indonesia termasuk dalam daftar negara yang menjadi fokus pasar energi Aramco di Asia. Salah satu rencana besar yang sempat digagas adalah pembangunan kilang minyak Cilacap bersama Pertamina. Namun, hingga 2025, proyek tersebut belum terealisasi karena perbedaan pandangan dalam valuasi dan investasi.

Meski proyek Cilacap tertunda, hubungan Indonesia dan Aramco tidak berhenti di situ. Peluang kerja sama tetap terbuka, baik dalam hal pasokan energi, pengembangan petrokimia, maupun investasi teknologi rendah karbon. Dengan kebutuhan energi yang terus meningkat, Indonesia dipandang sebagai mitra penting bagi Aramco dalam jangka panjang.

Demikian informasi mengenai profil perusahaan kilang minyak dunia, Saudi Aramco. Meski dominan di pasar minyak dunia, Aramco menghadapi tantangan besar dari transisi energi global. International Energy Agency (IEA) memperkirakan permintaan minyak akan menurun di paruh kedua abad ini, seiring meningkatnya energi terbarukan.

Untuk menjawab tantangan ini, Aramco mulai berinvestasi dalam teknologi rendah karbon, sambil mempertahankan perannya sebagai pemasok energi utama dunia.

FAQ tentang Saudi Aramco

  1. Siapa pemilik Saudi Aramco?
    Mayoritas saham dimiliki Pemerintah Arab Saudi, sementara sebagian kecil dilepas ke publik melalui IPO 2019.
  2. Berapa laba bersih terbaru Saudi Aramco?
    Pada 2024, laba bersih tercatat 106,25 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,75 kuadriliun.
  3. Apakah Aramco terlibat di sepak bola?
    Ya. Pada 2025, Aramco resmi menjadi mitra strategis global FIFA dan menjajaki kerja sama sponsor dengan klub Liga Inggris.
  4. Bagaimana kerja sama Aramco dengan Indonesia?
    Proyek kilang Cilacap belum terealisasi hingga 2025, tetapi peluang kerja sama di bidang energi dan investasi masih terbuka.
  5. Mengapa Aramco penting bagi ekonomi Arab Saudi?
    Lebih dari 60 persen pendapatan negara berasal dari sektor minyak, dengan Aramco sebagai tulang punggung utamanya.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda DS
EditorYunisda DS
Follow Us

Latest in Business

See More

Tantang Pasar SUV Listrik, JAECOO J5 EV Dipasarkan Rp200 Jutaan

03 Nov 2025, 19:37 WIBBusiness