Rem Ekspansi, Produksi BYD Turun Beruntun Pertama Kalinya Sejak 2020

- Produksi BYD turun untuk bulan kedua berturut-turut pada Agustus, menandai kontraksi bulanan pertamanya sejak 2020.
- Penjualan BYD di Tiongkok turun 14,3 persen secara tahunan menjadi 292.813 kendaraan, meskipun penjualan global sedikit meningkat.
- Dari data tersebut menunjukkan bahwa perusahaan baru memenuhi 52,1 persen dari target penjualan tahunannya yang semula dipatok 5,5 juta unit dalam delapan bulan pertama.
Jakarta, FORTUNE - Produksi BYD turun untuk bulan kedua berturut-turut pada Agustus, menandai kontraksi bulanan pertamanya sejak 2020. Ini disinyalir menjadi sinyal, produsen mobil listrik tersebut tengah menahan ekspansi besar-besarannya yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
BYD memproduksi 353.090 kendaraan listrik dan hibrida plug-in (PHEV) secara global pada Agustus, turun 3,78 persen dari tahun sebelumnya, menurut laporan bulanan yang disampaikan kepada Bursa Efek Hong Kong, Senin (1/9). Angka ini menyusul penurunan 0,9 persen bulan Juli.
Produksi BYD turun selama dua bulan berturut-turut adalah pada bulan Juni dan Juli 2020.
Reuters melaporkan pada bulan Juni bahwa BYD, pesaing terbesar Tesla di Tiongkok tengah memperlambat laju produksinya dengan mengurangi shift di beberapa pabrik di Tiongkok dan menunda rencana untuk menambah lini produksi baru.
Penjualan BYD di Tiongkok turun 14,3 persen secara tahunan menjadi 292.813 kendaraan. Ini merupakan penurunan keempat selama empat bulan berturut-turut, meskipun penjualan global sedikit meningkat. Sementara di Eropa, penjualan BYD di Eropa tumbuh pesat. Tiongkok masih menjadi pasar utama BYD, menyumbang hampir 80 persen dari total penjualan.
Tak capai target
Dari data tersebut menunjukkan bahwa perusahaan baru memenuhi 52,1 persen dari target penjualan tahunannya yang semula dipatok 5,5 juta unit dalam delapan bulan pertama. Beberapa analis bahkan mengatakan BYD kemungkinan tidak bisa akan mencapai target yang ditetapkan.
Analis China Merchants Bank International mengatakan mereka telah memangkas proyeksi penjualan BYD sebesar 5 persen menjadi 4,9 juta unit untuk tahun ini, karena mereka yakin perusahaan "telah menjadi lebih berhati-hati dengan inventarisnya".
Penurunan produksi dan penjualan ini terjadi tak lama setelah BYD melaporkan bahwa laba kuartalan turun untuk pertama kalinya dalam tiga setengah tahun, mencerminkan bagaimana tekanan untuk tetap kompetitif mulai terasa.
Menyusul laporan penjualan dan produksi itu, saham perusahaan anjlok tajam pada Senin kemarin.