SKK Migas Tandatangani 5 Perjanjian Komersial Proyek South Hub

- SKK Migas tandatangani 5 perjanjian komersial migas bersama kontraktor proyek South Hub.
- Perjanjian mencakup lima komersialisasi migas fundamental di enam wilayah kerja, serta pengembangan LNG untuk mendukung keputusan investasi keuangan.
- Proyek ini akan menghasilkan tambahan 2.000 BSCF gas dan 19 juta barel kondensat, serta berkontribusi pada efisiensi dan pertumbuhan industri migas di Indonesia.
Jakarta, FORTUNE - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menandatangani perjanjian komersial migas bersama sejumlah kontraktor proyek South Hub .
Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Managing Director Eni Indonesia Roberto Daniele, Direktur Pertamina Hulu Energi East Sepinggan Sunaryanto, serta Country Manager Tiptop Indonesia Qin Shenggao. Dalam perjanjian yang ditandatangani ini mencakup lima komersialisasi migas fundamental di enam wilayah kerja, yakni: WK Rapak, WK Selat Makassar, WK Sepinggan Timur, WK Ganal, WK Muara Bakau, dan WK Ganal Barat.
Tiga perjanjian pertama mengacu pada prosedur ENTIK memberikan kepastian hak dan kewajiban para pihak terkait komersialisasi minyak dan kondensat. Sedangkan, dua perjanjian tambahan difokuskan pada pengembangan LNG untuk mendukung keputusan investasi keuangan.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, perjanjian pengembangan LNG berperan penting dalam proyek South Hub. Gas dari proyek ini akan dipasok untuk kebutuhan domestik di Kalimantan Timur melalui Sistem Kalimantan Timur, sementara kelebihannya akan diolah menjadi LNG di Kilang LNG Badak yang secara langsung mendukung ketahanan energi nasional kita.
"Secara total, proyek ini akan menghasilkan tambahan 2.000 BSCF gas dan 19 juta barel kondensat, sekaligus mengoptimalkan FPU Jangkrik dengan produksi dari lapangan Jangkrik, Merakes, Gendalo, Gandang, dan Maha," terangnya, dikutip dari keterangan resmi, Selasa (30/9).
Djoko berharap kesepakatan ini dapat mempercepat realisasi proyek, tidak hanya untuk South Hub tetapi juga bagi pengembangan North Hub. Proyek North Hub sendiri ditargetkan mulai beroperasi pada 2028, dengan kontribusi signifikan terhadap efisiensi dan pertumbuhan industri migas di Indonesia.
"Proyek-proyek ini akan menghasilkan efisiensi, pertumbuhan, dan manfaat yang lebih besar bagi Indonesia dan masyarakatnya. Saya yakin bahwa kita sedang mengambil langkah penting menuju masa depan industri migas Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan," ujar dia.