Sour Sally Bakal Buka 48 Gerai di Filipina, Nilainya US$600 Ribu

- Sour Sally meneken perjanjian kemitraan di Filipina senilai US$600.000 untuk membuka 48 gerai waralaba dalam lima tahun ke depan.
- Perusahaan yogurt beku ini juga sedang berdiskusi dengan mitra di Maroko, Afrika Utara, Malaysia, dan Australia untuk berekspansi di negara-negara tersebut.
- Sour Sally memiliki sertifikasi halal yang diakui dunia dan menonjolkan yogurt bercita rasa Asia.
Jakarta, FORTUNE - Pelopor yogurt beku asal Indonesia, Sour Sally, menandatangani perjanjian kemitraan dalam bentuk master franchise agreement dengan partner dari Filipina.
Melalui kesepakatan senilai US$600.000 tersebut, Sour Sally akan membuka 48 gerai waralaba di Filipina dalam lima tahun ke depan, dan melanjutkan ekspansi sebelumnya di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Founder Sour Sally, Donny Pramono, mengatakan perjanjian ditujukan untuk kepentingan ekspor produk, “serta ada royalty fee sebesar 5 persen dari total omzet di Filipina.”
Usai berhasil menjajaki pasar ke Filipina, Sour Sally berkomitmen untuk berekpansi ke negara lain. Ketika ditemui di sela-sela acara INDONESIA GO GLOBAL di The Plaza, IDN HQ, Jakarta, Rabu (13/3), Donny mengatakan saat ini pihaknya tengah berdiskusi dengan sejumlah mitra di beberapa negara, seperti Maroko, Afrika Utara, Malaysia, dan Australia.
Setelah berdiri selama 17 tahun di Indonesia, Sour Sally telah memiliki 130 gerai di seluruh dunia. Pada November 2024, jenama F&B menjajaki pasar Timur Tengah via Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Pada masing-masing negara tersebut, Sour Sally membuka 15 toko.
Menurutnya, Sour Sally beruntung karena memiliki sertifikasi halal yang telah diakui dunia. Sebagai konteks, nilai pasar halal di seluruh dunia terhitung besar, yakni mencapai US$19 triliun.
Selain itu, Sour Sally menonjolkan yogurt dengan bercita rasa Asia. Di tengah kompetisi yang ketat pada industri makanan dan minuman internasional, terutama pada sektor yogurt, penting kiranya memiliki nilai unik ini.
“Yang kita tunjukkan adalah [Sour Sally sebagai] Asia's number one frozen yogurt brand,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyatakan dukungannya terhadap langkah ekspansi ini. Ia menegaskan bahwa kesuksesan Sour Sally adalah bukti nyata merek Indonesia berdaya saing tinggi di pasar internasional.
“Semoga ini menjadi acuan untuk merek lokal lainnya bisa mendunia,” ujar Teuku Riefky, Rabu (12/3).