Tambah Kapasitas Produksi, Pupuk Indonesia Gelontorkan Rp116 Triliun
- PT Pupuk Indonesia (Persero) meningkatkan kapasitas produksi demi mendukung program pemerintah mencapai swasembada pangan.
- Peningkatan kapasitas produksi krusial dalam memastikan ketersediaan pupuk untuk mencapai swasembada pangan.
- Pupuk memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, sekitar 62% produktivitas pertanian bergantung pada ketersediaan pupuk.
Jakarta, FORTUNE - PT Pupuk Indonesia (Persero) terus meningkatkan kapasitas produksinya sebagai langkah strategis dalam mendukung program prioritas pemerintah dan Kementerian BUMN untuk mencapai swasembada pangan.
Salah satu inisiatif signifikan yang diambil adalah pembangunan megaproyek Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, dengan investasi Rp116 triliun.
“Sebagian dari dana investasi tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan kawasan industri pupuk baru di Fakfak, Papua Barat,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, dalam keterangannya, Kamis (20/3).
Peningkatan kapasitas produksi ini dinilai krusial dalam menjamin ketersediaan pupuk yang memadai untuk mewujudkan swasembada pangan. Rahmad menekankan keberhasilan suatu negara dalam mencapai kemandirian pangan sangat erat kaitannya dengan kekuatan industri pupuknya.
“Indonesia pernah membuktikan bahwa swasembada pangan bisa dicapai dengan fokus pada pengembangan industri pupuk,” katanya.
Lebih lanjut, Rahmad mengingatkan Indonesia pertama kali mencapai swasembada beras pada 1984, sebuah pencapaian yang tidak dapat dilepaskan dari pembangunan industri pupuk yang dimulai sejak 1959 melalui pendirian PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri), hingga PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh pada 1982.
“Namun, sejak 1982, belum ada pengembangan kawasan industri pupuk baru. Padahal, pada 2045, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 324 juta jiwa, yang berarti kebutuhan beras nasional bisa meningkat hingga 37 juta ton atau bertambah sekitar 6 juta ton,” kata dia.
Menurutnya, pupuk memainkan peran vital dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Pasalnya, diperkirakan sekitar 62 persen produktivitas pertanian sangat bergantung pada ketersediaan pupuk yang memadai.
“Peran pupuk sangat signifikan. Oleh karena itu, kunci utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian adalah memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk bagi petani,” ujarnya.
Memastikan distribusi pupuk
Selain berfokus pada peningkatan kapasitas produksi, PT Pupuk Indonesia (Persero) juga menunjukkan komitmen kuat dalam memastikan distribusi pupuk tetap terjangkau bagi para petani. Salah satu langkah strategis yang diimplementasikan adalah penguatan sistem distribusi pupuk bersubsidi agar berjalan lebih transparan dan akuntabel.
Guna mendukung upaya tersebut, Pupuk Indonesia telah mengadopsi digitalisasi pada tingkat kios melalui platform i-Pubers. Inisiatif ini memungkinkan petani melakukan penebusan pupuk bersubsidi hanya dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Lebih lanjut, pengawasan terhadap proses distribusi dilakukan secara real-time melalui command center, yang bertujuan memastikan penyaluran pupuk tepat sasaran.
“Kami telah menerapkan digitalisasi di lebih dari 27.000 kios. Dengan sistem ini, setiap butir pupuk yang dimuat di kapal bisa dipantau datanya. Kami bisa melihat pergerakan kapal melalui GPS, memonitor distribusi ke gudang dengan CCTV, serta melacak perjalanan pupuk hingga ke kios melalui truk yang juga dilengkapi GPS,” kata Rahmad.