BUSINESS

Catherine Hindra Sutjahyo dan Seni Menjadi Pendengar

Presiden unit bisnis GoTo ini aktif berdiskusi dengan mitra.

Catherine Hindra Sutjahyo dan Seni Menjadi PendengarCatherine Hindra Sutjahyo, GoTo.
20 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - “Ada satu pengemudi perempuan Gojek. Satu hari dia lihat restoran ayam goreng laris banget, akhirnya ia beli franchise-nya. Jadi pagi narik, siang buka restoran.” Saking membekasnya cerita itu, Catherine Hindra Sutjahyo sampai membagikannya di acara Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Maret 2019, yang membahas pemberdayaan perempuan.

Presiden Unit Bisnis On-Demand Services PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) itu beroleh kisah tersebut dari sesi rutin menemui mitra di pekan pertama setiap bulan. Berbagai kota telah ia datangi, seperti Yogyakarta, Solo, Surabaya, Palembang, Makassar, dan Balikpapan.

Itu bukan satu-satunya kisah berkesan yang ia dengar dari mitra. Cerita Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) yang membantu satu sama lain juga terpatri di benaknya. Padahal, komunitas itu baru dibentuk tiga bulan sebelum pandemi, tapi anggotanya melejit menjadi 70.000 orang saat gelombang awal Covid-19 melanda.

“Pernah ada yang istrinya sakit, butuh donor darah, tempat pertama ia mencari bantuan adalah KOMPAG,” ujarnya kepada Fortune Indonesia (20/1).

Tiga kesan utama sepanjang karier di Gojek-GoTo

Lebih lima tahun bergabung dengan Gojek, ada tiga hal utama yang berkesan bagi Catherine. Pertama, ia bisa bekerja sama dengan tim berpola pikir dan semangat serupa, sehingga lebih termotivasi. Kedua, ia bisa menjadi bagian kehidupan masyarakat, karena setiap layanan GoTo bersinggungan langsung dengan mereka. Ketiga, ia semakin melihat betapa pentingnya para mitra bagi masyarakat saat pagebluk melanda.

“Saat orang-orang di rumah, enggak boleh ke mana-mana, driver kami jadi frontliner. Jadi saya pikir, yang menjadi privilege bagi kami, kami bisa begitu lekat menjadi bagian kehidupan masyarakat,” katanya.

Maka, Catherine selalu antusias menemui para mitra lokal setiap bulan—tiga bulan sekali untuk mitra internasional seperti Vietnam. Ia tak lelah, walau harus terbang dari kota ke kota bahkan luar negeri. 

Meski acap kali dikomplain, ia tetap senang melakukan rutinitas itu. Sebab dari situ, ia juga beroleh saran dan wawasan baru yang bisa memantik ide-ide baru pada proses iterasi layanan ekosistem GoTo. Sesuai dengan masukan pengguna hariannya, bukan hanya konsumen, tapi juga mitra. Baginya, anekdot-anekdot itu akan selalu tersimpan di kotak memori.

Apalagi, Cath—sapaannya—tipe orang yang selalu mempelajari hal baru dari jalan hidup setiap orang yang ia temui. Baik itu anggota timnya, keluarga, maupun para mitra. Di mana pun dan kapan pun. Bahkan saat memakai jasa GoCar, yang minimal ia gunakan dua kali sehari.

Beberapa motto andalannya, yakni: “pelaut yang tangguh tak lahir dari laut yang tenang” dan “make big problem small, make small problem nothing”. Yang kedua sudah menjadi landasan hidupnya, yang merupakan ajaran mamanya.

Life’s hard enough, don’t over complicate it, right? Kalau ditanya motto saya apa, itulah [mottonya]. Itu cara termudah untuk menjalani hidup ini,” ujarnya.

Simak kisah lengkap Catherine Hindra di majalah Fortune Indonesia Februari 2023: edisi spesial Fortune Indonesia 40 Under 40.

Related Topics