BUSINESS

Nabati Group: Dari Toko Kue, Jadi Perusahaan Besar FMCG

Nabati Group gandeng tiga artis K-Pop sebagai duta merek.

Nabati Group: Dari Toko Kue, Jadi Perusahaan Besar FMCGPeluncuran Richeese Factory Chicken Nugget, Sabtu (2/3). (Fortuneidn/Bayu Satito)
20 May 2024

Jakarta, FORTUNE - PT Kaldu Sari Nabati Indonesia atau Nabati Group bertransformasi dari UMKM di Kota Bandung, menjadi produsen wafer berskala besar.

Nabati Group berdiri pada 2002. Saat pertama kali dirintis, Nabati adalah bisnis kelontong rumahan berupa toko kue sederhana. Sebelum kini menjadi salah satu perusahaan FMCG dengan berbagai unit bisnis.

"Jadi bisnis ini dimulai dari jualan kelontongan menggunakan becak. Lalu pelan-pelan [bisnis rumahan ini] berkembang, naik-turun, jatuh-bangun, dan akhirnya sukses dengan Richeese saat itu," kata Marketing Manager Nabati Group, Steven Jansen, dikutip Senin (20/5).

Salah satu bukti pertumbuhan Nabati Group terefleksi dalam unit bisnis wafer perusahaan. Data dari Euromonitor International Market Research Report (2019--2023) menunjukkan bahwa Nabati Group merupakan produsen wafer terlaris di dunia. Saat ini, Nabati Group memiliki 4 pabrik. Salah satunya merupakan berskala besar (mega factory), yakni yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat, yang diklaim sebagai pabrik wafer terbesar di dunia.

"Ini prestasi UMKM Indonesia yang sangat membanggakan. Nomor 1 di negara sendiri dan luar negeri. Kami coba itu, "Tentu pencapaian yang luar biasa ini tidak lepas dari dukungan para pelanggan," kata Vice President of Commercialization Wafer & Confectionary Nabati, Rudy Winarto Urip Wibowo dalam kesempatan yang sama.

Namun, Nabati Group tak lantas berpuas diri. Rudy mengatakan, pengalaman mereka belum sebanyak pemain lain di industri. Dua hal yang melekat di benak konsumen ketika mendengar Nabati adalah wafer dan rasa keju. Perusahaan melihat peluang bertumbuh lebih lanjut dengan mengenalkan lini produknya yang lain.

Dus, perusahaan pun meramu racikan untuk mewujudkan hal itu. Salah satunya, dengan menggandeng duta merek (Brand Ambassador) dari kalangan idola K-Pop. Tak hanya satu, tapi tiga: aespa x Nabati Richoco, ENHYPEN x Nabati Goguma Series, dan RIIZE x Nabati Richeese.

Kolaborasi dengan bintang K-Pop itu berkaitan dengan tujuan Nabati untuk lebih mendunia lagi. "K-Pop ini secara budaya, masih nomor satu, konsisten, tak hanya di Indonesia, tapi juga Asia Tenggara, Cina, Korea. Kami sebagai perusahaan lokal yang berpikir global, bagaimana caranya bisa menjangkau konsumen secara global," ujar Rudy.

Pemilihan idolanya pun penuh pertimbangan. Selain melihat dampak global sang bintang, Nabati Group juga melihat kemiripan cerita di balik kesuksesan masing-masing grup. Dengan RIIZE misalnya, kisah perjalanan keberhasilan grup itu sejak debut pada 4 September sampai sekarang, dinilai serupa dengan cerita transformasi bisnis Nabati Group.

Lagu debut RIIZE, Get a Guitar (2023), menduduki puncak tangga lagu domestik. Single album Get a Guitar pun terjual sebanyak 1.016.849 juta kopi di pekan pertama perilisan (4--10 September 2023). Itu membuat RIIZE menjadi grup idola, yang tidak dibentuk lewat acara survival, pertama yang melampaui penjualan 1 juta di pekan pertama dengan album debutnya, berdasarkan data Hanteo Chart.

"RIIZE itu kan rise and realize, bangkit dan tunjukan. Sedikit cerita dari latar belakang Nabati, berbelas tahun lalu, ini dimulai oleh seorang ibu yang memasak di dapur dan bapak yang berjualan menggunakan becak. Lalu kini menjadi bisnis yang sudah mendunia," kata Steven.

Nabati bawa RIIZE ke Jakarta

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.