Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengatakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan dilakukan pada semester I-2022.
Langkah PGE ke pasar modal itu juga akan diiringi dengan pembentukan holding panas bumi di mana pembangkit geothermal milik PT PLN (Persero) akan digabung ke dalamnya.
"Insya Allah, PGE ini targetnya di semester I-2022 ini. Targetnya diregistrasi Maret, listing (pencatatan saham) kemungkinan Juni," kata Pahala dalam keterangan resmi, Kamis, (13/1).
Menurut Pahala, penggunaan sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia perlu didukung oleh penguatan kapasitas pembangkit panas bumi yang dikelola negara. Terlebih, Indonesia telah memiliki peta jalan transisi energi yang tertuang dalam Grand Strategi Energi Nasional.
Dalam dokumen itu, pembangkit EBT ditargetkan mencapai 23 persen dalam bauran energi nasional pada 2025, dan meningkat menjadi 31 persen atau sekitar 20 gigawatt (GW) pada 2030. Sementara untuk mendukung target tersebut, BUMN diharapkan dapat mengoptimalkan panas bumi di kawasan yang dikelolanya sendiri.
Lantaran itu lah, BUMN mempersiapkan PGE untuk masuk ke Bursa Efek Indonesia dan mencari pendanaan untuk pengembangan geothermal. Saat ini, baru 9 persen wilayah panas bumi BUMN yang berproduksi dengan kapasitas 1.900 megawatt (MW).