Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Jaga Rupiah di 16.000, DBS Proyeksikan BI-Rate Turun 75 bps di 2026

ilustrasi gedung bank indonesia, tempat penukaran uang resmi (commons.wikimedia.org/Aldi Fauzan)
ilustrasi gedung bank indonesia, tempat penukaran uang resmi (commons.wikimedia.org/Aldi Fauzan)
Intinya sih...
  • DBS memproyeksikan penurunan BI Rate 75 bps di 2026 untuk stabilkan nilai tukar rupiah di 16.000/US$
  • Nilai tukar rupiah diprediksi stabil di kisaran 16.000/US$ hingga 16.900/US$ pada 2026, dengan skenario terburuk di atas 17.000
  • Pertumbuhan ekonomi RI diproyeksikan sebesar 5,2 persen (yoy) didukung oleh kebijakan fiskal yang ekspansif dan stimulus ekonomi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Bank DBS (DBS) memproyeksikan adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate sebesar 75 basis poin (bps) pada tahun 2026 mendatang guna mempertahankan nilai tukar rupiah agar terus bertengger di level 16.000/US$.

“Ini juga untuk menyelaraskan kebijakan moneter dengan percepatan fiskal pemerintah. Dalam jangka pendek, fokus akan diberikan pada percepatan transmisi kebijakan serta penerapan langkah-langkah makroprudensial untuk menurunkan suku bunga kredit efektif,” kata Senior Economist DBS Bank, Radhika Rao melalui keterangan resmi di Jakarta, (22/12).

Sebelumnya, BI tercatat telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin secara kumulatif pada kuartal 1 hingga 3 tahun 2025 menjadi 4,75 persen, level terendah sejak 2022,. Ia menilai, sejak Oktober hingga akhir 2025, suku bunga dibiarkan tetap tidak berubah akibat tekanan depresiasi rupiah, penyempitan selisih dengan USTs, dan koreksi aset berisiko, sementara mendorong transmisi kebijakan yang lebih cepat. 

Nilai tukar rupiah diprediksi dalam kisaran 16.000/US$ hingga 16.900/US$ pada 2026

Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024).  ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Di sisi lain, pihaknya juga memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan terus stabil dalam kisaran 16.000/US$ hingga 16.900/US$ pada 2026. “Bahkan, dalam skenario terburuk, kami memperkirakan US$/IDR akan diperdagangkan di atas 17.000 akibat guncangan pertumbuhan global dan memburuknya risiko perdagangan,” tambah Rao.

Berdasarkan level penutupan harian, kisaran perdagangan USR/IDR pada 2025 adalah 16.100/US$ hingga 16.900/US$, lebih tinggi namun lebih sempit dibandingkan kisaran 15.100/US$ hingga 16.400/us$ pada 2024. UntukBI sendiri memproyeksikan rata-rata US$/IDR pada 2026 sebesar 16.430/US$, lebih baik dibandingkan asumsi makro pemerintah sebesar 16.500/US$.

Namun demikian, lanjut Rao, pelaku pasar harus tetap perlu mewaspadai potensi rasa puas diri. Rupiah diperkirakan masih rentan terhadap risiko domestik dan eksternal. Meskipun CDS sovereign Indonesia melebar lebih kecil pada Agustus–September dibandingkan saat guncangan Liberation Day pada April, rupiah terdepresiasi lebih signifikan dan tetap lemah bahkan setelah CDS kembali menyempit. 

Divergensi yang berkelanjutan ini mengindikasikan bahwa pasar valuta tidak bereaksi terhadap risiko gagal bayar utang jangka pendek, mengingat neraca Indonesia yang masih kuat, profil jatuh tempo utang yang panjang, serta basis investor domestik yang besar—melainkan terhadap kredibilitas kebijakan fiskal kabinet hasil perombakan yang belum teruji.

Dengan berbagai indikator tersebut, DBS juga memperkirakan pertumbuhan rata-rata ekonomi RI akan berada pada level 5,2 persen (yoy). Pertumbuhan ini didukung oleh kebijakan fiskal yang ekspansif dipercepat dengan langkah-langkah pro-pertumbuhan, termasuk paket stimulus ekonomi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Finance

See More

Ray Dalio: Bank Sentral Sulit Adopsi Bitcoin, Emas Tetap Andalan

23 Des 2025, 09:44 WIBFinance