FINANCE

Singapura Mulai Bangkit dari Resesi

Pertumbuhannya pada 2021 tercepat dalam satu dekade.

Singapura Mulai Bangkit dari ResesiShutterstock/MOLPIX
04 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Singapura, salah satu negara mitra utama ekonomi Indonesia, diperkirakan berhasil bangkit dari resesi. Kementerian Perdagangan dan Industri negara tersebut pada Senin (3/1) mengumumkan perekonomian domestik sepanjang 2021 ditaksir tumbuh 7,2 persen setelah sempat terkoreksi 5,4 persen pada 2020. Pada 2019, perekonomian Singapura tumbuh 1,3 persen. 

Pada kuartal IV-2021 perekonomian Singapura meningkat 5,9 persen secara tahunan (year-on-year), lebih tinggi dari perkiraan 5,4 persen dalam jajak pendapat Reuters. Dari sisi kuartalan, perekonomian naik 2,6 persen. 

"Saya memperkirakan pertumbuhan (ekonomi) relatif tinggi. Ketika ekonomi dunia mulai membaik, saya pikir itu juga akan membantu mendukung kondisi permintaan eksternal secara keseluruhan untuk Singapura," kata analis MUFG Jeff Ng seperti dikutip dari Reuters.

Pertumbuhan ekonomi Singapura tahun lalu menjadi tercepat dalam satu dekade. Pada 2010, perekonomian negara itu tumbuh 14,5 persen usai terdampak krisis keuangan dunia.

Inflasi naik, harga rumah melambung

Meski cemerlang, namun ikhtiar pemulihan Singapura masih tertantang sejumlah perkara. Tingkat inflasi beberapa bulan terakhir, misalnya, naik. Pada November 2021, lajunya mencapai 3,8 persen, tercepat dalam sembilan tahun terakhir. Harga rumah pribadi pada triwulan IV-2021 naik 5 persen, dan menjadi yang tertinggi sejak 2010. 

Pemerintah setempat memperketat kebijakan moneternya pada pertemuan Oktober 2021 demi merespons lonjakan inflasi. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan paket kebijakan demi meredakan tensi pasar properti, termasuk menaikkan bea materai dan memperketat batas pinjaman.

Proyeksi

Pemerintah Singapura menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini berkisar 3-5 persen, tidak berubah dari proyeksi pada November 2021.

Mengutip The Strait Times, Selena Ling, kepala ekonom, penelitian, dan strategi treasury di OCBC Bank, mengatakan prospek pertumbuhan Singapura bergantung pada faktor pelonggaran pembatasan sosial serta penerapan vaccinated travel lanes/VTL. Kedua usaha itu dapat lebih menghidupkan sektor jasa serta memudahkan penambahan jumlah tenaga kerja.

Menurutnya sektor jasa dan konstruksi akan menopang pemulihan alih-alih manufaktur. Sektor manufaktur sepanjang 2021 tumbuh 12,8 persen, sedangkan kinerja jasa dan konstruksi tumbuh masing-masing 18,7 persen dan 5,2 persen.

“Jasa kemungkinan akan melanjutkan rebound dari basis rendah, terutama di subsektor seperti perdagangan grosir dan eceran serta akomodasi dan layanan makanan. Hal ini didorong oleh pelonggaran pembatasan domestik serta dimulainya kembali pariwisata internasional,” ujar Ekonom Morgan Stanley yang berbasis di Hong Kong, Derrick Kam.

Related Topics