Melonjak Signifikan, BNC Kantongi Laba Rp159,94 Miliar

- BNC mencatat laba Rp159,94 miliar pada kuartal I 2025, naik drastis dari Rp14,23 miliar tahun sebelumnya.
- Bank tersebut menargetkan pertumbuhan kredit 12-15% hingga akhir tahun ini dengan fokus pada kredit yang sehat dan terukur.
- Rasio NPL Gross turun menjadi 3,18%, CAR meningkat ke 35,81%, BOPO turun menjadi 82,56%, dan CIR membaik menjadi 29,10%.
Jakarta, FORTUNE – PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mampu mengantongi laba senilai Rp159,94 miliar pada kuartal I 2025, nilai ini melonjak signifikan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 lalu yang hanya Rp14,23 miliar.
Direktur Utama BNC, Eri Budiono mengatakan, keberhasilan ini merupakan hasil dari penguatan manajemen risiko kredit yang lebih terukur dan strategi efisiensi operasional yang konsisten.
“Kami percaya bahwa Bank Neo Commerce berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh dan memberikan hasil yang lebih baik ke depannya. Ini merupakan hasil dari komitmen kami untuk terus berinovasi, menjaga kualitas aset secara berkelanjutan, serta meningkatkan efisiensi secara terukur,” kata Eri Budiono melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (30/4).
BNC bidik pertumbuhan kredit 15%

Di akhir tahun ini, BNC menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 12 persen hingga 15 persen, dengan fokus pada kredit yang sehat dan terukur untuk menjaga rasio NPL tetap terkendali.
Dari sisi kualitas kredit, BNC berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL Gross) menjadi 3,18% di akhir kuartal I 2025, turun 0,76 persen dari 3,94 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya, serta menjaga NPL Net di level yang cukup rendah, yakni 0,36 persen.
Rasio kecukupan modal (CAR) juga meningkat ke 35,81 persen, dari 31,95 persen di periode yang sama tahun sebelumnya, yang menandakan tingkat ketahanan struktur permodalan yang lebih baik.
Rasio efisiensi BOPO juga turun signifikan menjadi 82,56 persen di akhir kuartal I 2025, turun 16,27 persen dibandingkan 98,83 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio CIR (Cost to Income Ratio) juga membaik menjadi 29,10 persen, dari 31,82 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan pengelolaan biaya yang semakin efektif.