Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bank Neo Commerce Balikkan Rugi Jadi Laba Rp19,88 miliar pada 2024

Ilustrasi Bank Neo Commerce/Dok BNC
Intinya sih...
  • Bank Neo Commerce mencatatkan laba senilai Rp19,88 miliar pada 2024, berbalik dari rugi Rp573 miliar pada 2023.
  • Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) turun 12,93 persen dan rasio kredit bermasalah atau NPL net juga membaik dari 0,95 persen menjadi 0,30 persen pada akhir 2024.
  • Kredit BNC turun menjadi Rp8,82 triliun, DPK BNC turun tipis jadi Rp13,06 triliun dengan komposisi Loan to Deposit Ratio (LDR) 67,53 persen.

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) berhasil membalikkan keadaan finansialnya dengan mencatatkan laba Rp19,88 miliar pada akhir 2024. Pencapaian ini merupakan angin segar setelah perseroan mengalami kerugian signifikan sebesar Rp573 miliar pada tahun sebelumnya.

"Fokus utama kami di tahun lalu, yaitu memperkuat fundamental bank, meningkatkan kualitas kredit, mempertahankan pendapatan bunga, serta menjalankan efisiensi operasional, telah membuahkan hasil yang positif," kata Direktur Utama BNC, Eri Budiono, melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (27/3).

Upaya efisiensi operasional BNC tecermin jelas pada penurunan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yang signifikan, yakni 12,93 persen. Rasio BOPO berhasil ditekan dari 112,27 persen pada 2023 menjadi 99,34 persen pada 2024.

Selain itu, perbaikan efisiensi juga terlihat dari sisi rasio beban operasional terhadap pendapatan bunga bersih atau cost to income ratio (CIR). Posisi CIR BNC menunjukkan penurunan menjadi 31,47 persen per Desember 2024, membaik dari angka 41,52 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Lebih selektif, kredit BNC turun menjadi Rp8,82 triliun

Apakah Menabung di Bank Digital Aman?
ilustrasi bank digital (unsplash/Christina @ wocintechchat.com)

Selain fokus pada efisiensi, BNC juga menerapkan strategi pengelolaan penyaluran kredit yang lebih selektif. Perusahaan memberikan perhatian ekstra terhadap kualitas kredit yang disalurkan, sebagai langkah proaktif untuk menjaga kesehatan portofolio pembiayaannya.

Sebagai dampaknya, per 31 Desember 2024, BNC mencatatkan penyaluran kredit Rp8,82 triliun. Angka ini memang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan 2023 yang mencapai Rp10,78 triliun, tetapi penurunan ini diimbangi dengan peningkatan kualitas kredit.

Hal ini terkonfirmasi oleh perbaikan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) net yang signifikan. NPL net BNC berhasil ditekan dari 0,95 persen pada 2023 menjadi hanya 0,30 persen pada akhir 2024. Penurunan NPL ini menunjukkan keberhasilan BNC dalam mengelola risiko kreditnya.

Di sisi pendapatan, BNC berhasil mempertahankan tingkat Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) secara tahunan (YoY) pada 2024 sebesar Rp2,74 triliun. Angka ini hanya sedikit di bawah posisi yang sama pada 2023 yang sebesar Rp2,90 triliun, menunjukkan ketahanan BNC dalam menghasilkan pendapatan bunga meskipun terjadi penurunan volume kredit.

DPK BNC turun tipis jadi Rp13,06 triliun

Ilustrasi bank digital. (Shutterstock/Song_about_summer)

Dari sisi pendanaan, per 31 Desember 2024, perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNC mencapai Rp13,06 triliun, sedikit menurun dari posisi sebelumnya pada 2023 yang sebesar Rp13,87 triliun.

Kendati demikian, BNC berhasil menekan biaya dana (cost of fund) dari 6,22 persen menjadi 6,05 persen. Komposisi Loan to Deposit Ratio (LDR) BNC tercatat sehat pada angka 67,53 persen, dengan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mengalami peningkatan signifikan menjadi 35,30 persen pada Desember 2024, dari 27,86 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"BNC terus mengembangkan produk-produk Wealth Management agar nasabah senantiasa dapat bertransaksi secara digital dan aman untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka," kata Eri.

Meskipun mencatatkan perbaikan signifikan dalam profitabilitas dan kualitas aset, total aset BNC mengalami sedikit penurunan dari Rp18,17 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp17,41 triliun pada Desember 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us