FINANCE

Askrindo Gandeng PTPN XI Salurkan Pendanaan Rp9,9 miliar Untuk Petani

Petani asal Magetan raih sejumlah manfaat dari pembiayaan.

Askrindo Gandeng PTPN XI Salurkan Pendanaan Rp9,9 miliar Untuk PetaniSawah dan Petani. (Pixabay)
15 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - PT Askrindo kembali menjalin kolaborasi dengan PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) dengan menyalurkan dana Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) sebesar Rp9,97 miliar untuk para petani tebu di wilayah PTPN XI. 

Seperti diketahui, BUMN memiliki tugas PUMK yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha mikro dan kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Direktur Kepatuhan, SDM dan Manajemen Risiko Askrindo, Kun Wahyu Wardana, menjelaskan dengan semakin meningkatnya laba perusahaan, maka alokasi untuk membantu para pengusaha kecil termasuk petani semakin kuat. 

Pembiayaan dapat tingkatkan produktifitas

Wahyu juga menambahkan, tujuan dari pembiayaan tersebut ialah untuk meningkatkan taraf hidup para pengusaha kecil, petani hingga meningkatkan lapangan kerja. 

Tak hanya itu, menurutnya pembiayaan juga semakin mendorong produktivitas para petani serta mempercepat terwujudnya swasembada gula nasional.
 
"Sejalan dengan hal tersebut kolaborasi Askrindo dan PTPN XI melalui program PUMK merupakan upaya meningkatkan produktivitas tebu dan pendapatan petani tebu rakyat," kata Wahyu melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (15/7).

Petani asal Magetan raih sejumlah manfaat dari pembiayaan

Salah satu penerima manfaat PUMK adalah Cahyorini sebagai petani tebu asal Desa Rejosari, Magetan, Jawa Timur. Cahyorini mengaku mendapat sejumlah manfaat dari pendanaan usaha mikro kecil Askrindo. Pendanaan tersebut berguna bagi para petani untuk bertahan selama masa pandemi.

Rini tiap tahunnya terus berupaya menambah luas sewa lahannya serta membeli pupuk untuk persediaan pada masa tanam. Dengan biaya sewa lahan dan pupuk yang bervarisi serta meningkat tiap tahunnya, dana bisa diarahkan untuk meningkatkan produktivitas hasil tebunya. 

"Keterbatasan modal menjadi masalah utama yang dihadapi para petani, saya harus mempersiapkan modal di awal untuk tahun depan karena digunakan biaya tanam," kata Rini. 

Dengan meningkatkan produktivitas tebu, otomatis meningkat pula omzet dan keuntungan dirinya selama menjadi petani tebu. Berkat hal itu, Ibu yang memiliki 7 anak ini mampu menyekolahkan serta menguliahkan anak-anaknya di sekolah hingga universitas.

Related Topics