Disetujui DPR, BTN akan Right Issue Rp2,98 Triliun di Semester II-2022
Penambahan modal diharapkan mengurangi backlog perumahan.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan menggelar penawaran umum terbatas (right issue) senilai Rp2,98 triliun pada Semester II-2022. Kepastian tersebut terungkap dalam Rapat Kerja dalam Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN, Selasa (7/6).
Pada saat rapat, Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo telah menyampaikan rencana BTN tersebut. Dirinya menyatakan, BTN membutuhkan tambahan permodalan karena rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) bank spesialis kredit perumahan itu saat ini tergolong kecil dan sulit untuk mendukung pertumbuhan bisnis BTN.
"BTN membutuhkan tambahan modal. Right issue Rp 2,98 triliun sudah disetujui. Tambahan modal ini akan dilakukan melalui rights issue di kuartal III atau kuartal IV," kata Kartika melalui konferensi video.
BTN akan disuntik PMN Rp1,98 triliun
Tiko panggilan akrab dari Kartika juga menjelaskan, pada rights issue ini pemerintah akan menyuntikan modal atau penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp1,98 triliun.
Lalu sisanya berasal dari dana investor pasar modal. Dengan skema ini, maka kepemilikan pemerintah di BTN akan terjaga di 60 persen dan tidak terdilusi. Dengan rights issue ini, Kementerian BUMN ingin mendorong CAR BTN agar bisa mencapai 19 persen.
Penambahan modal diharap mengurangi backlog perumahan di masyarakat
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Mufti A. N. Anam sangat mendukung penambahan modal kepada BTN. Hal ini dilakukan agar akses masyarakat terhadap perumahan semakin mudah dan murah sehingga backlog perumahan semakin berkurang.
"Rakyat kita banyak yang sudah mengakses perumahan mudah dan murah melalui BTN. Maka saya sangat setuju dengan PMN BTN," ujar politisi dari PDIP tersebut.
Hingga Kuartal I-2022, kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN mencapai Rp248,57 triliun. Dari jumlah tersebut, KPR subsidi pada kuartal I/2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp134,04 triliun atau tumbuh 9,01 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp122,96 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16 persen (yoy) menjadi Rp84,28 triliun pada kuartal I-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp80,14 triliun.
Kinerja BTN tetap positif di kuartal I-2022
Hingga kuartal I-2022, BTN berhasil meraup laba bersih senilai Rp774 miliar, melonjak 23,89 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp625 miliar.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan kuartal I-2022, bank yang fokus pada pembiayaan properti ini juga mencatatkan NIM sebesar 4,29 persen. Ini merupakan NIM tertinggi sejak 2019 lalu. Sebagai perbandingan, NIM BTN pada kuartal I-2021 tercatat hanya 3,31 persen.
Sejalan dengan peningkatan NIM, penyaluran kredit juga meningkat 6,04 persen menjadi Rp277,13 triliun, dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp261,34 triliun. Kombinasi dari peningkatan NIM dan ekspansi kredit menjadi dasar pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BTN melesat 28,81 persen menjadi Rp3,57 triliun pada kuartal I-2022.