FINANCE

Laba Bank Jago Menyusut jadi Rp15,9 miliar di 2022

DPK Bank Jago tumbuh 125%, ini penopangnya.

Laba Bank Jago Menyusut jadi Rp15,9 miliar di 2022Jajaran Direksi Bank Jago Pada Paparan Kinerja 2022/Fortune Indonesia Suheriadi
17 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) mencatatkan laba bersih senilai Rp15,9 miliar di 2022, turun dibandingkan dengan tahun 2021 senilai Rp86 miliar. Meski demikian, Bank Jago mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp20 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp9 miliar. 

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menjelaskan, sepanjang tahun 2020 Bank Jago melakukan inovasi dan kolaborasi baru, seperti peluncuran Aplikasi Jago Syariah dan integrasi Aplikasi Jago dengan aplikasi untuk mitra usaha GoFood, yaitu GoBiz. 

"Tahun ini kami akan terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru agar kami dapat menawarkan life-centric digital financial solution kepada lebih banyak orang,” kata Kharim saat konferensi pers di Menara BTPN Jakarta, Jumat (17/3). 

Ia menambahkan, hingga akhir Desember 2022, Bank Jago memiliki kolaborasi dengan 36 mitra, termasuk 30 mitra untuk penyaluran kredit dan pembiayaan syariah.


 

Kredit tumbuh kuat 76%

Ilustrasi aplikasi Bank Jago. (Shutterstock/farzand01)

Sepanjang 2022, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago juga mampu tumbuh 76 persen menjadi Rp 9,43 triliun dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 5,37 triliun. 

Ia menjelaskan, pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner). Seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. 

Dalam rangka menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat, Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,8 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan. 

“Untuk bertumbuh secara cepat dan solid, kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif. Kami melakukannya dengan tetap memperhatikan risiko kredit agar Bank Jago dapat tumbuh secara berkelanjutan,” jelas Kharim.

DPK Bank Jago tumbuh 125%, ini penopangnya

Bank Jago. (Dok. Bank Jago)

Related Topics