FINANCE

Tabungan Nasabah Kaya Menyusut, Dana Pengusaha Kabur Jelang Pemilu?

Jelang Pemilu, nasabah kaya cari instrumen yang aman.

Tabungan Nasabah Kaya Menyusut, Dana Pengusaha Kabur Jelang Pemilu?Ilustrasi Nasabah Kaya/ Shuterstock Khongtam
02 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa sempat menyatakan bahwa pertumbuhan nilai tabungan Nasabah Kaya dengan saldo simpanan di atas Rp 5 miliar terus mengalami penurunan. Bahkan, berdasarkan data distribusi simpanan LPS hingga November 2023, nominal simpanan dengan tier Rp 5 miliar turun 0,2 persen secara year to date (ytd).

“Dari akhir tahun lalu sampai sekarang turun terus,” kata Purbaya dalam konferensi pers secara virtual yang dikutip di Jakarta, Jumat (2/2). 

Dalam analisa Purbaya, penurunan tabungan nasabah kaya itu terjadi lantaran pengusaha atau korporasi yang masih terus berekspansi bisnis dan memakai tabungan pribadi tanpa mengajukan kredit ke perbankan.

"Dugaan kami ini terjadi penurunan di (nasabah) korporasi kelihatannya. Kita juga takut apa ini tandanya mereka nggak punya duit. Mereka beralih pakai uang sendiri untuk usahanya dibandingkan pinjam di bank apalagi dolar," jelas Purbaya.

Jelang Pemilu, nasabah kaya cari instrumen yang aman

Peserta penyadang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3).
Peserta penyadang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3). (ANTARAFOTO/Reno Esnir)

Pandangan lain juga diungkapkan oleh Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios),Bhima Yudhistira. Ia menganggap fenomena ini terjadi lantaran sejumlah faktor. Pertama, orang kaya cenderung mengurangi penempatan dana di tabungan dan menggeser ke surat utang pemerintah karena imbal hasil yang lebih tinggi. 

“Kedua, faktor pemilu membuat orang kaya lebih mencari aset yang aman misalnya menempatkan di emas sebagai safe haven, terlihat dari harga emas naik 11,4 persen selama satu tahun terakhir,” kata Bhima kepada Fortune Indonesia di Jakarta, (2/2).

Selain itu, orang kaya juga dinilai lebih tertarik menabung valas di bank luar negeri terutama Singapura ketimbang menabung Rupiah di dalam negeri. Apalagi, suku bunga tabungan valas dollar AS di singapura mencapai 4,6 persen hingga 5 persen. 

Efek bansos hanya sementara, DPK bank diperkirakan tumbuh terbatas

Ilustrasi tumpukan uang tunai/Antarafoto Muhammad Adimaja/YU

Related Topics