Tantangan Bank Emas, Regulasi Diminta Antisipasi Emas Palsu & Fraud
- Bank emas resmi diluncurkan di Indonesia
- Regulator perlu mengantisipasi risiko emas palsu dan fraud
- Peningkatan literasi emas digital masyarakat perlu ditingkatkan
Jakarta, FORTUNE - Layanan bank emas atau bullion bank di Indonesia telah resmi diluncurkan pada hari ini (26/2). Namun sejumlah tantangan risiko masih harus diantisipasi oleh regulator keuangan khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pengamat sekaligus Penasihat Center for Sharia Economic Development – Institute for Development of Economics and Finance (CSED-INDEF), A. Hakam Naja menyatakan bahwa regulator harus mengantisipasi adanya kasus emas palsu hingga fraud dalam pelaksanaan operasional bank emas.
Ia menjelaskan, di negeri Tiongkok pernah terjadi kasus pemalsuan emas sejumlah 83 ton. Tentu hal ini perlu diwaspadai agar tidak terjadi di Indonesia. “Ini harus dibangun bagaimana mengamankan (aset emas digital) agar betul-betul sistem ini aman, handal betul-betul bisa dikerjakan dan digitalnya user friendly. Serta meningkatkan pengawasan siber secara berlapis,” kata Hakam saat diskusi secara virtual di Jakarta (26/2).
Literasi emas digital masyarakat harus ditingkatkan
Di sisi lain, sistem bullion bank ini juga dijalankan secara digital. Seperti produk deposito emas, cicil emas hingga titip emas di Bank Syariah Indonesia (BSI) maupun Pegadaian. Untuk itu, peningkatan literasi digital juga perlu ditingkatkan di masyarakat.
“Model mekanisme dan proses operasionalnya baru berbeda dengan yang selama dipahami masyarakat. Masyarakat mengertinya emas itu ya dipegang tangan tapi ini tidak namun tetap tercatat. Jadi saat nanti mau diambil ya harus ada emasnya,” kata Hakam.
Namun demikian, di setiap tantangan tentu juga terdapat peluang. Peluang yang dapat dimanfaatkan dari bank emas ini ialah keamanan dan praktis dalam penyimpanan emas. Apalagi potensi peningkatan harga emas masih terus terjadi. Adapun untuk harga emas setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada Selasa (25/2), harga logam mulia emas menembus Rp1,7 juta per gram, naik 13 persen secara year to date (ytd).
