LUXURY

Dorong Industri Modest Fesyen, Indonesia Hijabfest 2023 Digelar

Tak hanya pameran, tapi ajang membangun jaringan bisnis.

Dorong Industri Modest Fesyen, Indonesia Hijabfest 2023 DigelarKonferensi pers Indonesia Hijabfest 2023, Rabu (1/3)/Dok. Fortune Idn/Desy Y.
01 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Salah satu event terbesar bagi penggemar modest fesyen, Indonesia Hijabfest 2023 kembali digelar selama tiga hari pada 2-5 Maret 2023 di Sabuga, Bandung, Jawa Barat. 

Founder Indonesia Hijabfest, Sheena Krisnawati mengatakan, perhelatan yang memasuki tahun ke-11 ini menjadi platform yang mempertemukan para pelaku industri hijab Indonesia dengan target pasar mereka. Selain itu, memberikan kesempatan bagi para desainer dan pengusaha untuk menunjukkan karya terbaiknya.

“Indonesia Hijabfest menjadi wadah yang tepat untuk para komunitas dapat melakukan kolaborasi yang bisa menghasilkan produk-produk yang kreatif dan inovatif,” ujarnya dalam temu media di Jakarta, Rabu (1/3).

Sheena menjelaskan, Indonesia Hijabfest terus mengalami pertumbuhan omset dan jumlah pengunjung dari tahun ke tahun. Meskipun ada tantangan tersendiri saat pandemi Covid-19, seperti perizinan acara dan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.

“Pada Indonesia Hijabfest 2022 lalu, acara ini berhasil menyedot 198 ribu pengunjung dengan omset mencapai Rp48 miliar,” ujarnya. Tahun ini ia menargetkan peningkatan omset bisa mencapai Rp50 miliar. 

Indonesia Hijabfest 2023 menghadirkan 106 brand dan sekitar 150 booth.  “Pertumbuhan dari tahun ke tahun sebelum pandemi sangat baik, tapi selama pandemi ada penurunan 30 persen. Namun, kini bermunculan brand baru yang ikut,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Head of Wardah Face Care Tiara Putri menyampaikan pihaknya melanjutkan komitmen dalam membangun industri kecantikan dan modest fashion

“Kolaborasi sudah terjalin selama 11 tahun bersama Indonesia Hijabfest, sebab fesyen dan beauty tentu berjalan beriringan. 

Langkah ini, kata dia, juga sejalan dengan komitmen Wardah yang berusaha untuk dapat bersinergi bersama perempuan Indonesia agar dapat tampil percaya diri, berkreasi dan bermanfaat tak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk lingkungannya.

Katalisator pertumbuhan industri hijab dan modest fashion

Kesadaran akan industri hijab dan modest fashion semakin meningkat di masyarakat dan ini mengakibatkan permintaan akan produk muslimah semakin tinggi setiap tahunnya. 

Co-Owner Monel Brand, Irma Maryam mengatakan industri hijab dan modest fashion terus berkembang secara signifikan hal ini tercerminkan dari terus meningkatnya jumlah konsumen.

“Agar terus berkembang, sebagai pelaku usaha berupaya untuk menciptakan produk-produk yang kreatif dan inovatif untuk dapat tetap bersaing di pasar. Mengikuti pameran juga menjadikan pelaku usaha memiliki wadah atau ruang untuk mengembangkan bisnis,” kata Irma.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Madya Kemenparekraf, Amir Hamzah mengatakan, pameran busana muslim memiliki peran penting sebagai menjadi katalisator pertumbuhan industri hijab dan modest fashion di Indonesia.

Dia mengungkapkan, fesyen merupakan salah satu subsektor utama dalam ekonomi kreatif yang menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) hingga menempatkan Indonesia di peringkat tiga besar dunia dalam kontribusi terhadap PDB nasional dengan persentase sebesar 7,8 persen.

"Pameran busana muslimah tidak hanya menjadi ajang untuk memamerkan desain hijab dan busana muslimah, tapi sebagai forum membangun jaringan bisnis dan ekosistem di industri,” katanya. 

Menurutnya, acara ini dapat menjadi katalisator pertumbuhan industri hijab dan modest fashion di Indonesia. Amir menjelaskan, bahwa industri fesyen khususnya modest memiliki potensi besar untuk terus berkembang.

“Pada paruh pertama tahun 2022, nilai ekspor fesyen mencapai US$2,85 miliar atau sekitar Rp43 triliun, naik 39,86 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.

Meskipun demikian, Indonesia masih berada di posisi ke-13 eksportir pakaian muslim dunia dengan pangsa pasar 1,86 persen atau berada di bawah Cina, Bangladesh, dan Vietnam.

Adapun lima besar negara tujuan ekspor fesyen muslim Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, dan Korea Selatan. Ke depannya, masih banyak peluang untuk Indonesia meningkatkan ekspor.

Amir menambahkan, acara-acara festival busana muslim juga dapat memberikan dampak lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Festival dapat berpotensi menarik wisatawan muslim yang tertarik kepada hijab dan modest fashion.

"Ini dapat meningkatkan kunjungan wisata ke Indonesia dan kontribusi ekonomi pariwisata," ujar Amir.

Lebih lanjut, Kemenparekraf juga mendorong pertumbuhan industri fesyen, baik dari sisi peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan pangsa pasar. 

Menurutnya, Indonesia memiliki perancang busana yang andal dan mampu bersaing dengan jenama modest fashion kelas dunia. Kemenparekraf juga mengajak berbagai pihak untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam memberdayakan pelaku industri ekonomi kreatif di subsektor fesyen.

“Untuk itu, Kemenparekraf mendorong pelaku industri untuk membangun ekosistem yang mendukung mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia,” katanya.

Related Topics