Jakarta, FORTUNE - Hoshino Resort dibangun di Jepang dan telah beroperasi sejak tahun 1941. Pada awalnya, mereka adalah ryokan tradisional Jepang di Karuizawa, prefektur Nagano, Jepang.
Sejak tahun 2001 perusahaan kemudian mengubah fokusnya menjadi manajemen perhotelan dan telah sukses mengelola 40 properti di dalam dan luar Jepang. Salah satu segmen bisnis utamanya adalah brand hotel mewah yang dikenal dengan nama HOSHINOYA .
Tak hanya di Jepang, kini Hoshinoya menyatu dengan alam Ubud yang indah. HOSHINOYA Bali, yang dibangun pada tahun 2017, merupakan hotel pertama yang didirikan di luar Jepang.
Dalam keterangan resmi, General Manager HOSHINOYA Bali, Takaaki Yasuda mengatakan konsepnya adalah menggabungkan kekayaan dan keragaman budaya seni Bali. Di Bali, terdapat berbagai peninggalan zaman kerajaan dan pura-pura yang memiliki mata air keramat, menciptakan suasana kemegahan kerajaan kuno.
Salah satu sumber air suci yang ada di sekitar resor adalah sungai Pakerisan, yang berasal dari mata air Pura Tirta Empul. Konon, dewa Indra menancapkan pedangnya ke bumi dan air suci memancar dari dalamnya. Air ini mengalir melalui sungai Pakerisan dan menjadi sumber kehidupan hutan Ubud. Di HOSHINOYA Bali, tamu dapat merasakan air mengalir dari sungai Pakerisan di berbagai bagian resor, seolah-olah sungai itu sendiri adalah manifestasi ilahi.
Rancangan resor mengikuti filosofi Hindu Bali, yang didasarkan pada keseimbangan antara manusia, alam, dan dunia gaib. Keseimbangan ini menciptakan daya tarik menakjubkan di HOSHINOYA Bali, sebuah resor yang terinspirasi oleh pemukiman desa Bali, dikelilingi oleh hutan alami, terletak di lereng bukit, dan menghadap lembah dengan sungai suci yang mengalir di dasarnya.
Berlokasi di Banjar Pengembungan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar , HOSHINOYA Bali mudah dijangkau dan hanya sekitar 90 menit menggunakan mobil dari bandara udara internasional Ngurah Rai Bali.
HOSHINOYA Bali mengajak tamu untuk menjelajahi keindahan Ubud yang belum tersentuh, yakni the unknown Ubud, melalui berbagai kegiatan dalam resor. Dari kekayaan budaya dan sejarah Ubud sampai kepada keseharian penduduk lokal, semua kegiatan ini dirancang khusus untuk menginspirasi tamu dengan kegiatan dan pengalaman yang bermakna saat menginap.
HOSHINOYA Bali menawarkan lokasi yang sempurna dengan pemandangan alam yang memukau, kisah bersejarah kerajaan masa lampau yang tidak banyak diketahui dan budaya otentik dari kehidupan masyarakat Bali sekitar resor. Dengan posisi di kaki lembah sungai Pakerisan yang suci, dikelilingi pedesaan Bali asli, tamu dapat mengalami keseharian kehidupan Bali yang bermakna, di mana warisan nilai-nilai luhur tradisi masih dijunjung hingga saat ini. Dengan beragam fasilitas dan aktivitas seru, HOSHINOYA Bali tentu tak boleh dilewatkan sebagai destinasi liburan Anda.
Kemegahan rancangan, arsitektur, dan pencahayaan
HOSHINOYA Bali dirancang oleh arsitek Rie Azuma bersama Azuma Architect & Associates. Dia mendalami dan mempelajari budaya Bali dengan cara berkunjung ke pura-pura Hindu dan rumah adat serta pedesaan Bali. Dia juga mempelajari seni kerajinan tangan tradisional berbahan logam, batu, kayu, dan seni membatik dari seluruh Indonesia.
Mengusung inspirasi dari mereka yang ditemui dan berbagai penemuan dari sepanjang perjalanannya, Azuma melahirkan rancangan resor yang memadukan konsep estetika HOSHINOYA. Resor yang dibangun mencerminkan gabungan harmonis antara tata ruang Jepang dengan tata ruang berdasarkan budaya Bali.
Vila-vila di dalam HOSHINOYA Bali terletak di pinggir tiga buah kolam renang memanjang berbentuk saluran kanal. Setiap vila terdiri dari sebuah teras yang difungsikan sebagai tempat istirahat di tepi kolam dan gazebo berhias atap alang-alang, yang khusus dirancang untuk memberikan keteduhan sambil menikmati iklim tropis Bali. Secara keseluruhan, vila-vila tersebut berbentuk seperti sebuah desa yang mengikuti kontur kolam sebagai sumber air, di mana desain ini bisa dimaknai saat berada di dalam kolam. Ruang yang terbuka untuk umum menawarkan kenyamanan dengan desain kontemporer berlatar nuansa klasik Bali. Di saat yang bersamaan, ruang-ruang ini juga mengalirkan udara segar dari lembah dan sungai di seberangnya.
Lanskap taman dirancang oleh Hiroki Hasegawa dari Studio on site. HOSHINOYA Bali terletak di bagian Timur Ubud, di atas lahan yang datar dengan kontur lembah dan sungai yang mengalir di dasar lembah. Geografi seperti ini sangat khas Bali dan Hasegawa memanfaatkan ruang ini untuk menciptakan dua zonasi yang sangat berbeda.
Vila-vila dibangun di atas bagian lahan yang datar, yang dirancang mengelilingi tiga kolam renang berbentuk kanal. Setiap kolam renang memiliki ruang yang ditata seperti taman air, di mana Hasegawa menciptakan bagian kolam renang yang terpisah untuk masing-masing vila, dan bisa diakses langsung dari teras vila.
Kemudian bagian tengah kolam menjadi ruang publik berbentuk kanal yang bisa digunakan bersama-sama. Taman-taman asri di sepanjang kolam renang memberikan kesan aliran air alami, cerminan visual dari lembah dan sungai yang banyak ditemukan di Ubud.
Ruang publik yang terletak di pinggiran lembah, juga dirancang sedemikian sehingga mengikuti lanskap alam. Sebuah dek kayu dibangun di bagian atas lembah, tepat di atas saluran irigasi tradisional Bali, yang dikenal sebagai subak berumur ratusan tahun, yang hingga kini masih digunakan untuk mengairi sawah-sawah di Ubud. Tamu bisa menyusuri dek kayu ini saat memasuki resor setelah melewati reception, dan disambut dengan suasana hutan alami Bali yang rimbun dan memukau. Serangkain Cafe Gazebo yang berbentuk sangkar besi berdiri di sepanjang dek kayu, menggantung di pinggiran lembah dan dikelilingi pemandangan pepohonan hutan yang menakjubkan. Disini, tamu dapat bersantai dibalut suasana dan panorama alam hijau yang menentramkan.
Pencahayaan di HOSHINOYA buah karta Masanobu Takeishi, Illumination of City Environment. Walaupun suasana malam hari di Ubud umumnya gelap gulita, tetapi Takeishi ingin menciptakan skema penerangan dari cahaya bintang di langit, yang tetap memberikan rasa aman dan nyaman bagi tamu. Ini diwujudkan dengan membungkus lampu-lampu dengan kain batik atau meletakkan bohlam di dalam wadah yang terbuat dari besi, tembaga, kayu atau batu karya pengrajin Bali. Penerangan yang dihasilkan dari lampu-lampu tersebut menciptakan bayangan yang syahdu dan indah, dimana cahaya lampu menyebar dan memberikan kehangatan di segala sudut vila.
Kesan paling menonjol dari penerangan buatan dalam vila adalah pencahayaan ukiran kayu yang ada di setiap dinding vila. Skema pencahayaan ini menunjukkan berbagai rincian detail ukiran yang rumit, sehingga menonjolkan keindahan dan keistimewaan ukiran tersebut. Lampu kecil dan lampu dinding digunakan untuk menciptakan kesan ruang pribadi di balkon maupun teras vila.
Sementara pencahayaan di kolam diatur sedemikian sehingga terasa sebagai perpanjangan ruangan dalam vila. Setiap sudut pencahayaan dirancang khusus untuk mewujudkan suasana berlibur dan menginap yang memikat berbalut hutan alami Ubud.
Villa berkonsep desa tradisional Bali
Sebanyak 30 vila yang menawan ditata mengelilingi kolam renang, menyerupai sebuah desa. Ruang publik dirancang mengikuti kontur dan lanskap alam, dengan dek kayu untuk jalan setapak dibangun diatas Subak. Perpaduan antara desain dan arsitektur gaya Bali dan Jepang ini menjadikan HOSHINOYA Bali memiliki karakter yang unik. HOSHINOYA Bali ingin menawarkan pengalaman relaksasi yang sempurna, dengan meniadakan fasilitas televisi dan jam di dalam vila, sehingga tamu yang menginap dapat sepenuhnya menikmati keterhubungan harmonis dengan alam dan sesamanya.
Dinding villa dihiasi dengan gambar-gambar ukiran kayu, yang masing-masing mengisahkan flora, fauna dan pepohonan Ubud yang berbeda-beda. Dinding batu di area kolam juga menyajikan ukiran yang kompleks dengan motif-motif flora dan fauna, sehingga menciptakan keterhubungan estetika antara interior villa dengan suasana hutan Ubud di sekeliling resor. Pintu geser khas Jepang atau Shoji, penerangan Jepang atau Andon dan pemanfaatan ruang dipadukan secara elegan dengan filosofi Bali, melahirkan perpaduan yang unik dari kedua budaya.
Villa didirikan di pinggir tiga kolam renang dalam yang berbentuk saluran kanal atau sungai, dimana setiap vila memiliki akses langsung ke kolam renang dari teras di pinggir kolam, yang juga berfungsi sebagai tempat bersantai dan beristirahat serta bale. Tamu bisa menikmati kolam renang semi-private sepanjang 70m, yang dirancang untuk menyerupai sungai di tengah alam hijau dan hutan tropis yang asri dimana penduduk asli Bali terbiasa untuk berenang dan mandi.
- Villa Jalak
Villa satu kamar tidur ini memiliki teras dan ruang tamu yang menghadap kolam dan hutan. Ruang tidur dihiasi ukiran dinding khas Bali dan disuguhi pemandangan matahari terbit dari sela-sela hutan yang menyelimuti lembah sungai Pakerisan.
Bisa mengakomodasi: 3 orang
Luasan: 198 m2
- Villa Soka
Villa satu kamar tidur bertipe Maisonette yang diterangi oleh matahari pagi. Kamar tidur terletak terpisah di lantai dua, sehingga menawarkan keleluasaan ruang pribadi lebih bagi penghuninya. Lantai dasar dirancang sebagai ruang tamu yang juga bisa digunakan sebagai ruang tidur tambahan. Teras di villa ini memiliki akses langsung ke kolam renang.
Bisa mengakomodasi: 4 orang
Luasan: 187 m2
- Villa Bulan
Suasana hening dan damai menjadi andalan villa dengan ruang tidur yang terletak di lantai dua dan teras yang menghadap ke taman beraneka warna. Ruang tamu di lantai dasar terdiri dari teras ke kolam renang yang menawarkan keceriaan. Disini, tamu bisa melewatkan waktu menginapnya dengan menikmati kolam renang dengan ditemani hembusan angin, berjemur atau mandi yang menyegarkan di kolam.
Bisa mengakomodasi: 3 orang
Luasan: 208 m2
Café Gazebo
Saat memukau di mana suasana hutan berubah seiring berlalunya waktu Cafe Gazebo di HOSHINOYA Bali bertengger di pinggir lembah diatas ketinggian 170m. Serangkaian Cafe Gazebo dengan sofa untuk tamu bersantai memberikan kesan magis dan terasa seperti melayang diatas pepohonan. Dari sini, pemandangan hutan bisa dinikmati dari berbagai penjuru, dan pucuk pepohonan terasa sangat dekat, cukup mengulurkan tangan untuk bisa memetik buah kelapa.
Di sore hari, angin yang sejuk akan berhembus dan tamu bisa memandang panorama hutan di lembah yang memukau. Saat matahari terbit, matahari akan bersinar di sela-sela kerimbunan daun dan pohon sehingga menyelubungi Café Gazebo dengan kilauan cahaya pagi berwarna jingga. Suara-suara alam seperti kicau burung dan gemercik aliran sungai turut menciptakan suasana pagi hari yang merelaksasi sekaligus transisi dari kegelapan dan ketenangan malam hari. Tamu akan dimanjakan pemandangan dan pencahayaan hutan yang silih berganti ini seiring berlalunya waktu, dengan ditemani hidangan santap pagi, kudapan maupun minuman.
Kolam renang
Tiga buah kolam renang berbentuk kanal sungai mengalir di sepanjang kawasan resor. Kolam renang ini terbuka sepanjang hari dan bisa diakses secara langsung dari masing-masing vila. Untuk mereka yang mencari ruang tersendiri dalam kolam renang, terdapat taman air yang ditata sebagai pembatas terletak di depan vila.
Sepanjang 70m dari kolam renang ini terdapat teras dan gazebo pinggir kolam, di mana tamu dapat duduk bersantai sambil membaca buku atau beristirahat sejenak dibawah cahaya matahari dan angin tropis yang bertiup. Penduduk Bali memiliki kebiasaan untuk mandi beberapa kali sehari agar tetap nyaman dalam kondisi iklim kepulauan yang lembab dan panas, sehingga tamu yang menginap pun bisa mengikuti tradisi kebiasaan ini dan menikmati kesejukan berendam di air sepanjang hari.
Makanan dan minuman
Konsep Fine Dining berpadu dengan elemen seni tradisional di HOSHINOYA Bali diterapkan di resor ini. Bali sangat kaya akan rempah-rempah dan bahan makanan alami. Olahan boga segar seperti tuna, udang dan berbagai pilihan seafood lainnya diracik dengan labu, sayuran dan berbagai hasil bumi lokal, diperkaya dengan bumbu seperti kunyit dan jahe. Menu makanan di HOSHINOYA Bali dirancang untuk memadukan kelezatan kuliner tradisional Indonesia dengan hidangan a la Jepang dalam porsi-porsi yang kecil yang dimakan bertahap.
Tamu akan disajikan berbagai menu yang mencakup hidangan pembuka (appetizer), hidangan utama (main dish), dan pencuci mulut (dessert) sehingga dapat mencicipi berbagai rasa khas Jepang dan lokal yang sedap. Bahan segar dan rempah-rempah diolah sehingga menonjolkan kelebihan cita rasanya, dimana tamu dapat menikmati kuliner Bali asli dengan latar belakang pemandangan hutan yang menakjubkan.
Udara segar dan angin semilir berhembus di area restoran terbuka luas menjadi pengalaman tak terlupakan bagi tamu yang ingin menyantap makanan sambil memandang panorama hutan alam Ubud. Semua peralatan makanan dirancang khusus sehingga mencerminkan warna dan tekstur khas kuliner Bali dan Jepang.
Amuse-bouche disajikan dalam wadah logam tempa dengan motif batik yang unik. Hidangan dengan porsi lebih besar disajikan dalam keranjang rotan, dengan desain terinspirasi wadah yang digunakan penduduk Hindu Bali dalam keseharian upacara persembahan mereka. Ini menandai rentetan semarak seni tradisi Bali yang diperkenalkan kepada tamu, yang turut didukung oleh elemen lain di dalam restoran seperti perabot, dekorasi dan ukiran kayu.
Spa di HOSHINOYA Bali
Alami saat penuh relaksasi dan ketenangan di spa yang berada di lembah yang dikelilingi oleh kehijauan pepohonan. Ruang spa terletak di kaki bukit, dibawah resor, sehingga pada saat berada di spa, tamu dipastikan semakin terhubung dengan suara-suara alam dan energi hutan serta aliran sungai Pakerisan yang terletak di dasar lembah. Tamu akan dibalut dalam suasana yang sepenuhnya merelaksasi.
Para terapis menerapkan ritual penyembuhan unik dalam tradisi Bali yang diwariskan secara turun temurun. Wewangian bunga eksotis dan lembut serta pemandangan hutan yang menyejukkan akan menyegarkan tubuh, jiwa dan raga saat menjalani ritual spa. Lulur, masker, dan minyak berasal dari beras organik, rempah, dan jamu yang umum digunakan dalam tradisi Bali, untuk memberikan manfaat relaksasi mendalam, baik secara mental maupun fisik. Beberapa ritual yang terinspirasi tradisi Bali adalah Royal Lulur, Balinese Traditional Boreh, dan Balinese Massage.
Mempelajari seni di HOSHINOYA Bali
- Batik Saya
Bertujuan memperkenalkan batik Indonesia, kegiatan ini mengajarkan teknik membatik di atas kain putih menggunakan “canting” dan stempel bermotif. UNESCO secara resmi mengakui Batik sebagai karya seni Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity Indonesia pada bulan Oktober 2009 lalu. Ciptakan pola Batik unik dalam nuansa kehijauan hutan Ubud, sangat cocok sebagai kenangan saat berlibur. Tersedia gratis hanya untuk tamu menginap. Setiap pagi pukul 11.00 – 12.00 atau sore pukul 15.00 – 16.00.
- Canang Sari, kerajinan tangan Bali
Masyakarat Bali sangat menjunjung spiritualitas dan menganggap bahwa bersembahyang berperan penting dalam kehidupan keseharian mereka. Dalam upacara persembahyangan tersebut, dibuat rangkaian bunga yang disebut sebagai canang sari. Tamu di HOSHINOYA Bali dapat mempelajari cara pembuatan canang sari ini dengan dipandu oleh seorang staf lokal. Tersedia gratis hanya untuk tamu menginap. Setiap pagi pukul 10.00 – 11.00.
- Kelas tari Bali
Tari Bali terkenal dengan keindahan berhias dan warna warni pakaian yang digunakan oleh para penari wanita, disamping juga gerakan mata dan gerakan jari saat menari yang khas. Para penari mengikuti irama alat musik tradisional gamelan sambil perlahan menggoyangkan bagian tubuh dengan gemulai, dengan penekanan pada gerakan jari serta gerakan cepat mendadak mengikuti tabuhan gamelan. Kelas menari Bali pribadi di HOSHINOYA Bali dirancang untuk memperbaiki postur tubuh dan fleksibilitas anggota tubuh.
Menggerakkan tulang bahu, sehingga segaris dari bahu sampai pinggang, akan menyempurnakan postur tubuh seseorang. Kelas tari Bali selama 120 menit ini akan mencakup pelajaran menari selama 60 menit dan kesempatan untuk mencoba kostum dan berdandan seperti penari Bali asli. Dengan perjanjian dari pukul 10.00-20.00 (2 jam). Reservasi diperlukan minimum 5 hari sebelumnya.
Melihat kearifan lokal dan alam
Banjar Tour
Kembangkan pemahaman tentang kearifan budaya lokal mendalam sambil berolah raga dengan menjelajahi Banjar lokal yang berada dekat kawasan resor. Perjalanan yang ditempuh selama 60 menit berjalan kaki sambil menikmati keindahan pemandangan pedesaan Ubud, yang amat kaya dengan nilai tradisi luhur nenek moyang, akan menyegarkan tubuh dan pikiran. Penduduk setempat yang ramah akan berbagi kisah mereka yang unik dan memperkenalkan warisan budaya mereka yang menginspirasi sekaligus menyenangkan. Tersedia gratis hanya untuk tamu menginap. Setiap pagi pukul 7.30 - 8.30 (tiga sampai empat kali dalam seminggu)
Ubud Rice Field Walk
Rasakan kesejukan suasana pagi hari bersama staf yang akan memandu penjelajahan sawah, diwarnai keramahan senyuman petani yang mengolah ladang. Orang Bali meyakini bahwa kebahagiaan dalam hidup akan tercapai apabila ada keselarasan hubungan dengan Tuhan, dengan sesame dan dengan alam. Sawah dan pertanian di Bali menjadi simbol nilai luhur ini.
Tamasya di alam terbuka pedesaan dengan langit biru, padi menghijau, dan barisan bebek di sawah turut memperkaya pengalaman berlibur di HOSHINOYA Bali. Penduduk siap menyapa dan menceritakan gaya hidup keseharian mereka yang sederhana namun memikat. Tersedia gratis hanya untuk tamu menginap. Setiap pagi pukul 7.30 - 8.30 (tiga sampai empat kali dalam seminggu)
Menikmati minuman tradisional dan yoga
Sun Salutation Yoga
Tamu dapat mengalami pemulihan kebugaran jiwa dan raga melalui kegiatan yoga dan meditasi sambil memandang lembah, hutan, dan sungai Pakerisan. Sun Salutation Yoga dirancang untuk membangunkan tubuh dari tidur sebelum memulai kegiatan harian. Jenis yoga seperti ini menyajikan gerakan yang sederhana dan sesuai untuk pemula. Tersedia gratis hanya untuk tamu menginap. Setiap pagi hari Jumat dan Minggu dari pukul 7.30-8.30.
Morning Wedang
Wedang adalah minuman tradisional Indonesia yang bertujuan menghangatkan tubuh, diracik dari rempah-rempah dicampur gula aren atau madu. Wedang hangat disajikan sesuai tiga rasa berbeda, yakni manis, asam, dan pedas. Tamu bisa turut melihat proses persiapan wedang dan kemudian menikmati segelas wedang hangat di Café Gazebo ditemani angin semilir dan keindahan hutan alami. Tersedia gratis hanya untuk tamu menginap. Setiap pagi pukul 8.00 -10.00.