LUXURY

Lestarikan Kain Wastra Lewat "Trunk Show" Pertama di LRT Palembang

Perpaduan kain ulos dan jumputan melenggang di LRT.

Lestarikan Kain Wastra Lewat "Trunk Show" Pertama di LRT Palembang"Trunk Show" di LRT Palembang/Instagram @Pariwisatapalembang
12 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Upaya melestarikan kain wastra bisa dengan berbagai cara, termasuk cara unik dengan menggelar trunk show atau fashion show pertama di dalam Light Rail Transit (LRT) Palembang, Sumatera Selatan. Trunk show di kereta tersebut bertujuan memperkenalkan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) kepada masyarakat umum sekaligus mengangkat dan melestarikan kain tradisional khas Sumatera Selatan.

Peragaan busana bertema Be Impactual yang dihelat rumah mode Jejak Aisyah pada Minggu, 9 April 2023 ini menampilkan koleksi karya Founder Jejak Aisyah, Angel Elva Christine.

Gerbong LRT dipilih untuk event trunk show karena LRT Palembang adalah LRT pertama di Indonesia.  “Pecinta wastra dan pecinta fesyen dapat mengekspresikan fesyen di mana pun mereka berada dan dapat berkontribusi terhadap sekitar,” katanya.

Dalam rangkaian koleksi, ditampilkan dua kain tradisional khas Sumatera Selatan, yaitu jumputan dan kain khas tradisional Sumatera Utara yaitu ulos, yang diberi nama Namora Collection.

“Namora dari bahasa Batak artinya Kekayaan. Jadi saya mau menunjukkan kekayaan khas Sumatera Utara dan Sumatera Selatan” ujar perempuan berdarah Batak ini.

Layaknya hasil kebudayaan lainnya, setiap wastra memiliki makna. Melansir halaman Wonderful Indonesia, wastra asli Nusantara memiliki makna cukup dalam tentang kehidupan.

Ulos sendiri berarti selimut yang menghangatkan badan. Ulos memiliki beragam jenis, seperti ragi hidup, ragih otang, dan sibolang yang biasa digunakan sebagai selendang. Jenis ulos lainnya adalah ulos sadum angkola atau ulos godang yang biasanya diberikan pada anak dengan harapan dapat mendatangkan kebahagiaan dan berkat bagi keluarga.

Adapun nama jumputan berasal dari kata “jumput” yang mencerminkan cara pembuatan batik yang dicomot (ditarik) atau dijumput (dalam Bahasa Jawa). Batik menggunakan teknik tutup celup ini sudah dikenal di berbagai belahan dunia.

Upaya melestarikan kain tradisional

"Trunk Show" di LRT Palembang/Dok. Jejak Aisyah

Melalui event Trunk Show ini, Angel juga mencoba untuk mengangkat dan melestarikan kain-kain tradisional di Indonesia. Dalam gelaran ini, Namora Collection membawa 8 model pakaian yang menggunakan perpaduan antara Kain Jumputan asal Sumatera Selatan dengan Kain Ulos asal Sumatera Utara dan disaksikan langsung oleh para penumpang LRT. 

Koleksi yang ditampilkan di trunk show ini yang mewakili perempuan independen yang bisa menginspirasi sekitar. Ada Liza Sako, Een Wierono, Desy Natalia, Christy Chang, Shella Callestya, Deby Six, dr. Rully Maya, dan Pricilia Wadi. 

"Jejak Aisyah juga menghadirkan bintang tamu, Rangga Moela salah satu artis sekaligus desainer dan fashion influencer yang berdarah Lahat, Sumatera Selatan," kata Angel.

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, Rode Paulus mengatakan, “Trunk show diadakan di dalam kereta LRT Sumsel ini adalah salah satu upaya kami dalam mendukung UMKM agar tetap dapat bertahan di masa ekonomi seperti saat ini”.

Rode juga menambahkan sekitar 39,8 persen penumpang LRT Sumatera Selatan adalah perempuan. Dia berharap dengan adanya acara ini kain jumputan khas Sumatera Selatan dan kain ulos khas Sumatera Utara menjadi semakin dikenal oleh seluruh masyarakat khususnya para perempuan Kota Palembang.

Related Topics