Mengintip Bocoran Kolaborasi Supreme dan Burberry 2022
Hampir pasti, kolaborasi menyuburkan ladang cuan Supreme.
Jakarta, FORTUNE - Brand streetwear dan raksasa skate Supreme selalu membuat kolaborasi ‘aneh-aneh’ dan tak terduga. Kali ini rumor kolaborasi Supreme dengan Burberry tampaknya tak lama lagi akan terwujud. Beberapa laporan yang mengatakan kalau kedua jenama fesyen mewah ini sedang menyiapkan koleksi untuk season Spring/Summer 2022.
Kilas balik ke 2017, Supreme pernah berkolaborasi dengan luxury fashion house Louis Vuitton dengan merilis full collection yang mendobrak batas antara streetwear dan high fashion. Kolaborasi anti-mainstream itu memadukan style bold dari label asal New York tersebut dengan estetika high-end LV. Apa rencana Supreme selanjutnya?
Koleksi Supreme x Burberry SS22 yang dinantikan
Dilansir dari Hypbeast pada Rabu (26/1), laporan yang beredar mengatakan kalau kemungkinan koleksi Supreme x Burberry SS22 ini nantinya menghadirkan lineup outerwear, tops, bottoms, dan sejumlah seri aksesoris.
Desainnya diramalkan akan menonjolkan elemen-elemen signature dari kedua kolaborator, seperti Box Logo Supreme dan Nova Check pattern serta Horse & Knight branding dari Burberry.
Kolaborasi ini makin menarik, sebab sinyal kerja sama sudah terlihat sejak 1997 silam. Kala itu, Supreme sudah pernah merilis Box Logo T-shirt yang terinspirasi dari check pattern milik fashion house asal London tersebut. Kolaborasi mereka hanya masalah waktu dan para penggemar masih menunggu koleksi Supreme x Burberry SS22 ini.
Kolaborasi jadi jaminan sukses Supreme?
Selain dengan jenama luxury fashion, Supreme juga pernah berkolaborasi dengan produk travel yang banyak diinginkan oleh penggiat perjalanan, Rimowa. Kolaborasi hanya pada varian koper Topaz berukuran 75 liter dalam jumlah terbatas.
Ada pula kolaborasi vira yang memadukan fashion dengan makanan, Oreo x Supreme, yang harganya mencapai Rp97 juta. Kolaborasi lain yang juga populer, yakni pada Hohner Harmonica saat musim panas 2012 yang menjadikan logo boks Supreme telah muncul di banyak kotak harmonika. Di tahun yang sama, Supreme membuat palu bergagang merah dengan logo ikonik, alih-alih digunakan untuk perkakas bangunan tentu lebih baik disimpan dalam kotak karena harganya yang mahal.
Kolaborasi membuat Supreme mendulang miliaran dolar. Namun, ternyata Supreme hanya mengoperasikan total 12 titik ritel di tiga benua, yakni Amerika, Eropa, dan Jepang. Dilansir dari Luxuo, mayoritas ‘hype’-nya berasal dari konten viral yang berkembang di media sosial yang kemudian diikuti dengan banyaknya peminat di platform e-commerce.
Hasilnya Supreme menghasilkan lebih dari 60 persen penjualannya secara daring, menjadikannya sangat tangguh selama pandemi Covid-19, di mana banyak ritel susah bernapas, termasuk raksasa seperti Nordstrom dan Macy’s.
Bahkan dalam ketika banyak usaha yang tutup karena pandemi, Supreme bertumbuh, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat, tapi masih mempertahankan posisi keuangan yang signifikan untuk mengatasi jeda di bidang ritel dan pasar.
Meski begitu, kesuksesan e-commerce tetap bergantung pada sensasi dunia nyata, seperti kultus fandom yang menghasilkan antrean di luar toko Apple. Keramaian di Lafayette Street pada hari peluncuran produk, membuat ratusan orang menunggu untuk masuk ke dalam toko Supreme. Tentunya hanya berlaku bagi penggemar berat yang siap mengosongkan dompet mereka atau para kolektor yang berburu koleksi langka untuk dijual berkali-kali lipat. Apakah Anda salah satunya?