Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kering dan Mayhoola Dikabarkan Ingin Lepas Rumah Mode Valentino

Dok. Valentino
Intinya sih...
  • Kering dan Mayhoola sedang mempertimbangkan untuk menjual rumah mode Valentino yang mereka miliki bersama.
  • Kering membeli 30% saham Valentino pada 2023 senilai US$1,7 miliar dengan rencana untuk membeli sisa 70% sebelum 2028.
  • CEO baru Kering akan menangani masalah ini, sementara pihak Mayhoola belum memberikan komentar terkait rencana penjualan tersebut.

Jakarta, FORTUNE — Dana investasi asal Qatar, Mayhoola, dan pemilik brand Gucci, Kering, dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menjual rumah mode Valentino yang saat ini mereka miliki bersama.

Harian Italia Corriere della Sera, yang pertama kali melaporkan hal itu pada Jumat (18/7).

“Langkah ini merupakan bagian dari evaluasi mendalam terhadap aset-aset Kering, seiring dengan meningkatnya utang perusahaan, melambatnya permintaan barang mewah global, dan tekanan yang terus meningkat di pasar saham,” demikian tertulis dalam laporan tersebut seperti dikutip dari Reuters.,

Raksasa asal Prancis itu membeli 30 persen saham Valentino pada 2023 senilai US1,7 miliar, dengan komitmen untuk membeli sisa 70 persen saham sebelum 2028. Rencana tersebut bertujuan untuk menjadikan Valentino sebagai merek utama kedua yang berakar pada dunia high couture (busana mewah kelas atas).

Masalah ini akan ditangani oleh CEO baru Kering, Luca de Meo, yang juga mantan eksekutif Renault yang akan resmi menjabat pada 15 September mendatang.

Namun, Kering menolak memberikan komentar, sementara pihak Mayhoola belum merespons permintaan konfirmasi.

Valentino pada bulan lalu mengumumkan bahwa CEO mereka, Jacopo Venturini, sedang cuti karena alasan kesehatan. Rumah mode yang berbasis di Roma itu, yang tahun lalu menunjuk desainer ternama Alessandro Michele sebagai direktur kreatif menggantikan Pierpaolo Piccioli, melaporkan penurunan pendapatan sebesar 2 persen menjadi 1,31 miliar euro (sekitar US$1,52 miliar) pada tahun lalu.

Penurunan kinerja bisnis

Valentino, melaporkan penurunan laba operasional sebesar 22 persen sepanjang 2024. Dalam pernyataan resmi , perusahaan mengungkapkan bahwa pelemahan permintaan global terhadap barang mewah, terutama di Asia, menjadi faktor utama merosotnya kinerja mereka.

Industri barang mewah Eropa, yang semula berharap pada belanja konsumen Amerika Serikat untuk mendongkrak pertumbuhan di tengah suramnya prospek pasar Cina, kini menghadapi ancaman resesi berkepanjangan. Situasi tersebut juga diperparah oleh kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Demikian dilaporkan Reuters.

Valentino menjelaskan bahwa adanya biaya satu kali juga membebani laba operasional mereka, turun menjadi 246 juta euro (sekitar US$280 juta) pada 2024. Perusahaan terus memperkuat investasinya di jaringan toko yang dikelola langsung.

Pendapatan Valentino turut melemah 2 persen secara tahunan dalam nilai tukar tetap, menjadi 1,31 miliar euro. Meski demikian, perusahaan yang berbasis di Roma ini mencatat pertumbuhan penjualan di Jepang, Timur Tengah, dan Amerika Serikat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us