Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Valentino Catat Penurunan Laba 22% di Tengah Lesunya Pasar

Populix.jpg
Valentino Stores/Dok. Time International

Jakarta, FORTUNE - Rumah mode asal Italia, Valentino, melaporkan penurunan laba operasional sebesar 22 persen sepanjang tahun 2024. Dalam pernyataan resmi pada Jumat (26/4), perusahaan mengungkapkan bahwa pelemahan permintaan global terhadap barang mewah, terutama di Asia, menjadi faktor utama merosotnya kinerja mereka.

Industri barang mewah Eropa, yang semula berharap pada belanja konsumen Amerika Serikat untuk mendongkrak pertumbuhan di tengah suramnya prospek pasar Cina, kini menghadapi ancaman resesi berkepanjangan. Situasi tersebut juga diperparah oleh kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Demikian dilaporkan Reuters.

Valentino menjelaskan bahwa adanya biaya satu kali juga membebani laba operasional mereka, yang turun menjadi 246 juta euro (sekitar US$280 juta) pada 2024. Perusahaan terus memperkuat investasinya di jaringan toko yang dikelola langsung.

Pendapatan Valentino turut melemah 2 persen secara tahunan dalam nilai tukar tetap, menjadi 1,31 miliar euro. Meski demikian, perusahaan yang berbasis di Roma ini mencatat pertumbuhan penjualan di Jepang, Timur Tengah, dan Amerika Serikat.

Harapan pada penjualan daring

Penjualan daring pun meningkat 5 persen dibanding tahun sebelumnya, mendukung strategi perusahaan dalam memperluas bisnis e-commerce.

"Pekerjaan kami telah mengambil langkah tegas dengan kedatangan Alessandro Michele sebagai Direktur Kreatif baru kami," ujar CEO Jacopo Venturini.

Alessandro Michele, yang sebelumnya dikenal sebagai desainer utama Gucci, bergabung dengan Valentino pada Maret 2024, menggantikan Pierpaolo Piccioli yang mengundurkan diri setelah 25 tahun menjabat.
Sementara itu, pada tahun 2023, Kering—pemilik Gucci—telah mengakuisisi 30 persen saham Valentino dengan opsi untuk mengambil alih seluruh kepemilikan perusahaan sebelum 2028.

Diproyeksikan industri fesyen Italia menghadapi ketidakpastian akibat ancaman tarif impor dari Presiden AS, Donald Trump. Carlo Capasa, Presiden Kamar Mode Nasional Italia, menyatakan bahwa jika Trump memberlakukan tarif terhadap sektor ini, itu akan menjadi "deklarasi yang cukup bermusuhan." Industri fesyen menyumbang 5 persen dari PDB Italia dan mempekerjakan 1,2 juta orang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us