MARKET

Lepas 500 Juta Saham, Primadaya Plastisindo Akan Raup Rp100 Miliar

Saham Primadaya Plastisindo masuk daftar efek syariah.

Lepas 500 Juta Saham, Primadaya Plastisindo Akan Raup Rp100 MiliarBursa Efek Indonesia. (Wikimedia Commons)
04 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan yang bergerak di bidang produksi jenis kemasan plastik dan tisu steril, PT Primadaya Plastisindo Tbk optimistis akan mendulang pertumbuhan setelah penawaran umum perdana saham (IPO). Nantinya, saham perusahaan dengan kode PDPP ini masuk sebagai saham daftar efek syariah.

Direktur Utama Primadaya Plastisindo, Kennie Angesty, mengatakan saat ini perusahaan sedang menyelesaikan masa penawaran awal. Perseroan pun telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melanjutkan serangkaian kegiatan penawaran umum saham perdana.

"Kami optimistis kinerja perusahaan akan semakin bertumbuh kendati ketidakpastian kondisi perekonomian sudah banyak diproyeksikan ke depan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi perusahaan, Kamis (3/11).

Investor strategis, pendiri Agung Sedayu Group

IPO perusahaan ini cukup menarik. Pasalnya, Sugianto Kusuma alias Aguan, Pendiri Agung Sedayu Group berkomitmen menjadi investor strategis PT Primadaya Plastisindo.

Dengan masuknya investor strategis ini, ia optimistis akan membuat kinerja bertumbuh pada masa-masa mendatang dan berpotensi terus berkembang, serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik.

Perusahaan akan melepaskan 500 juta saham atau sebanyak 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran saham perdana dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham dan ditawarkan pada harga Rp200 per saham. Adapun potensi dana yang akan diraup berkisar Rp100 miliar.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dalam penawaran umum perdana saham adalah PT Semesta Indovest Sekuritas.

Penggunaan dana IPO

Kennie menyebutkan, seluruh dana hasil penawaran umum perdana saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 67 persen akan digunakan ekspansi pembelian mesin-mesin, meningkatkan kapasitas produksi, dan menambah varian produk yang akan dipasarkan perusahaan dan sisanya 33 persen akan digunakan modal kerja.

“Sejumlah strategi akan dilakukan guna meraup berbagai peluang pertumbuhan ke depan, diantaranya memperluas pangsa pasar produk free market, menambah mitra dagang, dan diversifikasi produk, serta membuka cabang di kota besar lain di Indonesia,” ucapnya.

Sejak berdiri pada 2005  perusahaan telah memulai operasional di di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat dan kini memiliki pabrik di Lampung, Binjai, Tangerang, dan Sukabumi.

Related Topics