MARKET

Marak Sentimen Boikot, Grup MAP Masih Catat Pertumbuhan Laba

Aksi boikot sebagian mempengaruhi kinerja brand F&B.

Marak Sentimen Boikot, Grup MAP Masih Catat Pertumbuhan Labadok. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP)
02 May 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Emiten ritel, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) mencatat pertumbuhan kinerja pada kuartal pertama 2024 di tengah maraknya aksi boikot yang sebagian mempengaruhi kinerja anak perusahaan yang bergerak di bidang makanan minuman (F&B).

Pada kuartal pertama, MAP Group mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 17,8 persen (YoY) menjadi Rp8,8 triliun dari Rp7,5 triliun diikuti kenaikan margin laba kotor Perseroan menjadi 42,6 persen dari 44,3 persen pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, laba usaha  MAPI naik 7,4 tumbuh (YoY) mencapai Rp713 miliar dari Rp664 miliar, dengan EBITDA tumbuh sebesar 14,2 persen (YoY) dari Rp1,3 triliun menjadi Rp1,5 triliun. Kenaikan kinerja keuangan yang diikuti kemampuan pengendalian beban pada kahirnya mendorong MAPI mencatat laba bersih sebesar Rp501 miliar pada kuartal I 2024, meningkat 5 persen dari Rp477 miliar pada kuartal I tahun lalu.

VP Investor Relation, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, Ratih D. Gianda, mengatakan dibandingkan dengan kinerja perseroan yang cukup tinggi pada kuartal pertama 2023 setelah dihapuskannya pembatasan Covid-19, MAPI terus mencapai hasil yang lebih unggul dari sebagian besar segmennya. 

"Pada Maret, kami juga mengamati adanya sebagian dampak positif dari periode Lebaran yang jatuh pada 10-11 April tahun ini," kata Ratih dikutip Kamis (2/5). 

Dampak boikot

Selama kuartal I 2024, MAPI melanjutkan ekspansi gerai fisiknya di Indonesia dan regional. Perusahaan terus mengembangkan gerai digital dengan mengoperasikan 49 kanal online per akhir Maret 2024, dan melakukan kolaborasi dengan beberapa online marketplace pihak ketiga.

Di tengah ketegangan geopolitik saat ini, MAP mengaku bisnis perusahaan ikut terpengaruh oleh aksi boikot khususnya terhadap beberapa brand F&B.

Dampak yang paling signifikan dirasakan pada November tahun lalu. Meskipun dampak tersebut mereda menjelang akhir tahun dan selama periode pemilihan Presiden di bulan Januari, ketegangan dirasakan kembali setelahnya. 

Meski begitu, Perusahaan memantau dengan cermat proses pemulihan brand tersebut.

“Sambil menavigasi situasi lingkungan yang tidak pasti, kami lebih berhati-hati di tengah lanskap bisnis yang dinamis di berbagai negara kami beroperasi. Namun, MAP tetap berkomitmen untuk menawarkan rangkaian brand, produk, dan layanan terbaik Perusahaan,” kata Ratih. 

Related Topics