IPO Rampung, Merdeka Gold Resources Bidik Produksi 2026 hingga 85.000

Jakarta, FORTUNE - Anak usaha PT Merdeka Copper Tbk (MDKA), PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) atau MGR, menargetkan proyek tambang emas Pani akan mulai produksi pada kuartal-I 2026. Kapasitas produksi diproyeksi berkisar antara 75.000–85.000 ounces pada 2026.
Saat ini, konstruksi proyek di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo itu sudah rampung 75 persen. Rencananya, perseroan akan memulai tahap penambangan pertama pada kuartal-IV 2025.
"Kita akan mulai penambangan tahap I dengan metode heap leaching tahun depan dan menghasilkan emas pertamanya kurang lebih pada Februari–Maret 2026," kata Presiden Direktur MGR, Boyke Poerbaya Abidin dalam konferensi pers setelah seremoni IPO EMAS, Selasa (23/9).
Kemudian, pengembangan tahap kedua akan menggunakan metode carbon-in-leach (CIL). MGR mengeklaim, metode tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi puncak dari 140.000 ounces per tahun menjadi 500.000 ounces per tahun.
"Pengembangan tahap ini akan selesai kurang lebih pada 2029 dan menghasilkan produksi emas dari tambang yang sama, tapi dengan efisiensi lebih tinggi lagi, sehingga pada saatnya nanti akan menghasilkan emas yang sangat signifikan," kata Boyke.
Proyek emas Pani sendiri berpotensi menghasilkan 7 juta ounces emas. Proyek tersebut MGR kembangkan sejak 2022 menggunakan fasilitas pinjaman dari MDKA senilai US$236 juta atau sekitar Rp3,92 triliun. Pembayaran kembali atas pendanaan itu akan diambil dari dana hasil IPO EMAS.
Sebagai konteks, lewat IPO, MGR melepas 1,62 miliar saham baru atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran Rp2.880 per saham. Dus, total dana IPO EMAS adalah Rp4,66 triliun.
"Sisa dana IPO akan digunakan untuk pengembangan selanjutnya, masing-masing melalui anak usaha kami," kata Direktur MGR, Albert Saputro dalam kesempatan yang sama.
Saat ini, EMAS memiliki dua anak usaha, yakni PT Pani Bersama Tambang dan PT Puncak Emas Tani Sejahtera. Masing-masing akan menerima dana hasil IPO senilai US$20 juta.
EMAS merupakan emiten ke-23 yang mencatatkan saham di bursa pada 2025. Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan, investor yang berpartisipasi dalam IPO EMAS melampaui 406.000 dengan jangkauan lebih dari 24 negara selain Indonesia.
"Ini merupakan jangkauan terbanyak [dari jumlah negara] sejak peluncuran e-IPO. Mudah-mudahan ini menunjukkan sinyal attractiveness perseroan di mata para investor, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga secara global," kata Nyoman.
Saham EMAS menyentuh level ARA (auto reject atas) atau menguat 25 persen ke harga Rp3.600 pada perdagangan perdana, Rabu pagi.