Jakarta. FORTUNE - Dua emiten agribisinis milik Grup Salim, yakni PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau Lonsum dan PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) mencatat kinerja negatif sepanjang 2023. Laba bersih keduanya turun dua digit disebabkan oleh turunnya rata-rata harga jual komoditas sawit.
Lonsum misalnya, perusahaan agribisnis yang terdiversifikasi dengan komoditas kelapa sawit, karet, kakao, dan teh ini mencatat produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti sebesar 1,18 juta ton pada 2023. Jumlah ini relatif stagnan dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi minyak sawit atau CPO perseroan turun 4 persen secara tahunan (yoy) menjadi 294 ribu ton.
Akibatnya, Lonsum membukukan penjualan sebesar Rp4,19 triliun di 2023, turun 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata produk sawit (CPO dan produk Palm Kernel) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan produk sawit seiring realisasi persediaan CPO akhir tahun sebelumnya.
Lonsum mencatat laba kotor sebesar Rp1,15 triliun (-23 persen), laba usaha Rp759 miliar (-37 persen) serta laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp762 miliar atau turun 26 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,03 triliun.
Terkait penurunan ini, Presiden Direktur Lonsum, Benny Tjoeng mengatakan sepanjang 2023, industri agribisnis menghadapi berbagai tantangan terutama dampak dari cuaca dan volatilitas harga komoditas.
Oleh sebab itu, Lonsum tahun ini akan berfokus untuk memperkuat posisi keuangan, mengendalikan biaya dan efisiensi. "Kami juga meningkatkan produktivitas, memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur yang penting serta menjalankan praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan," katanya dikutip dari keterangan resmi, Jumat (1/3).