Laba Emiten Ancol (PJAA) Berbalik Rugi di Q1 2025, Saham Memerah

Jakarta, FORTUNE - Emiten pengelola Ancol, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), membukukan rugi bersih senilai Rp11,17 miliar pada kuartal I 2025.
Padahal, pada periode serupa tahun lalu, perseroan membukukan laba bersih Rp13,02 miliar. Yang artinya, terdapat koreksi 185,79 persen (YoY) pada bottom line PJAA.
Salah satu faktor pelemahan laba bersih itu adalah penurunan pendapatan sebesar 17,5 persen (YoY) dari Rp255,65 miliar menjadi Rp210,80 miliar. Pendapatan dari pelanggan eksternal terbesar berasal dari segmen pariwisata, yakni Rp146,55 miliar. Sementara itu, segmen real estat serta perdagangan jasa masing-masing berkontribusi sebesar Rp49,95 miliar dan Rp49,36 miliar.
Alhasil, walaupun beban pokok pendapatan dan beban langsung perseroan menurun 4,55 persen (YoY), laba brutonya tetap tertekan sebesar 34,07 persen (YoY). Dari Rp112,52 miliar pada kuartal I 2024, menjadi Rp74,18 miliar pada kuartal I 2025.
Begitu pula dengan laba usaha yang tergerus 65,19 persen (YoY) dari hampir Rp50,02 miliar menjadi Rp17,41 miliar. Laba per saham PJAA pun berbalik menjadi rugi sebesar Rp7 per saham.
Dari segi neraca, total asetnya mencapai Rp3,61 triliun pada kuartal I 2025, naik dari Rp3,59 triliun. Sementara itu, liabilitasnya mencapai Rp1,88 triliun, bertumbuh dari Rp1,86 triliun. Lalu, ekuitasnya turun dari Rp1,73 triliun menjadi Rp1,72 triliun.
Merespons kabar penurunan kinerja tersebut, saham PJAA melemah 5,90 persen ke harga Rp494 pada Kamis (24/4) sore, dari harga penutupan pada Rabu (23/4), yakni Rp525. Dikutip dari IDX Mobile, volume transaksi atas saham PJAA berjumlah 1,13 juta saham; nilai transaksi Rp560 juta; dan frekuensi 441 kali.
Selama sebulan terakhir, harga PJAA naik 0,41 persen. Namun, dalam tiga bulan belakangan, saham PJAA tercatat tergerus 13,33 persen.