Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

MAMI Pilih Sektor Konsumer dan Perbankan di Tengah Volatilitas Pasar

ilustrasi candlestick saham (unsplash/rc.xyz nft gallery)
Intinya sih...
  • MAMI memilih sektor konsumer dan perbankan sebagai pilihan menarik bagi investor di tengah volatilitas pasar.
  • Sektor konsumer memiliki kualitas bisnis dan volatilitas kinerja laba yang relatif baik serta memiliki risiko yang lebih rendah terhadap negative surprise ke depannya.
  • Situasi likuiditas perbankan diperkirakan akan berangsur membaik.

Jakarta, FORTUNE - PT Manulife Aset Management Indonesia (MAMI) menyatakan sektor konsumer dan perbankan dapat menjadi pilihan menarik bagi investor di tengah volatilitas pasar.

Chief Investment Officer MAMI, Samuel Kesuma, menilai sektor konsumer memiliki kualitas bisnis dan volatilitas kinerja laba yang relatif baik dan memiliki risiko yang lebih rendah terhadap kemungkinan negative surprise ke depannya.

“Kebijakan pemerintah yang lebih pro akan pemulihan daya beli masyarakat umum juga diharapkan akan berdampak positif pada outlook penjualan emiten di sektor konsumer,” demikian Samuel dalam risetnya, Senin (17/2).

Sektor perbankan saat ini diperdagangkan pada valuasi lebih menarik setelah terjadi koreksi harga saham yang dipicu aksi jual dari investor asing. Situasi likuiditas yang relatif ketat saat ini diperkirakan akan berangsur membaik. 

Tekanan jual dari pemegang saham asing kemungkinan besar akan berkurang atau bahkan berbalik arah jika bank sentral Amerika Serikat atau Fed mengambil kebijakan suku bunga yang lebih dovish pada semester kedua nanti.

Dia memandang pasar sedang mengkhawatirkan kebijakan-kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang bersifat inflationary, yang dijanjikan akan diimplementasikan secara segera dan serentak. 

Namun, sejauh ini banyak “day one promises” yang berubah, dan atau setidaknya akan diterapkan secara bertahap. Contohnya, pengenaan tarif 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko ditangguhkan sementara, dan hanya berlaku untuk komoditas tertentu. 

Sementara itu, pengenaan tarif terhadap Cina diubah, dari, sejauh ini, 60 persen menjadi 10 persen. Negosiasi antara pihak-pihak terkait terus berlangsung dan memperkuat narasi bahwa pemerintahan Trump masih terbuka terhadap dialog dan pembicaraan demi mencapai ‘win-win situation’. 

“Yang harus kita sadari, volatilitas terkait kebijakan Donald Trump yang berubah-ubah dengan cepat tetap akan menjadi pemicu volatilitas pasar jangka pendek menengah,” ujar Samuel.

Gubernur Fed, Jerome Powell, menyatakan belum akan terburu-buru menurunkan suku bunga. Menurut Samuel, Fed kemungkinan tengah mengerem pemangkasan suku bunga.

“Fed sangat mengerti bahwa penurunan yang terlalu cepat dapat meningkatkan kembali inflasi. Namun, penurunan yang terlalu lambat juga dapat berdampak buruk pada ekonomi. Secara keseluruhan, kami tetap percaya bahwa inflasi Amerika Serikat masih menurun. Namun, laju penurunannya yang belum stabil mengakibatkan bank sentral juga harus peka menyeimbangkan kebijakannya,” katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us