Pasar Tunggu Data Cadev, IHSG Diproyeksi Lanjut Menguat

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada Jumat (7/3), setelah ditutup naik 1,32 persen di level 6.617,84 kemarin.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, IHSG berpotensi untuk terus membentuk wave [a] ke arah 6.772 atau bahkan 6.912, asalkan menembus di atas level 6.682 sebagai resisten terdekat.
"Namun demikian, ada kemungkinan bahwa tren turun sebelumnya dapat berlanjut selama IHSG tetap berada di bawah 6.912," kata Ivan dalam riset hariannya.
Level support IHSG berada di 6.511, 6.361, 6.226, dan 6.124. Sementara level resistennya di 6.682, 6.772, dan 6.912. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.
Ivan memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di antara support 6.590 dan resisten 6.690. Daftar saham pilihannya hari ini, meliputi: ASII, EXCL, GOTO, INDF, dan MBMA.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini melaju di kisaran support 6.550, pivot 6.630, dan resisten 6.700. Saham-saham pilihannya pada hari ini adalah BRMS, PNLF, ERAA, SCMA, dan PWON.
IHSG dibayangi pelemahan mayoritas indeks global. Secara teknikal, IHSG gagal konfirmasi breakout di 6.630 yang bertepatan dengan indikator MA20 (6/3). Dengan pergerakan tersebut, IHSG juga membentuk upper-shadow panjang yang menunjukan adanya tekanan jual yang membayangi penguatan IHSG tersebut.
"Dengan demikian, IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif dalam rentang 6.550-6.650 di akhir pekan ini," jelas Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy K dalam risetnya.
Bank Indonesia dijadwalkan rilis data cadangan devisa per akhir Februari 2025 di Jumat (7/3). Posisi cadangan devisa diperkirakan relatif stabil seiring dengan stabilitas nilai tukar Rupiah di kisaran Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Februari 2025. Ditambah dengan upaya pemerintah untuk melakukan refinancing utang jatuh tempo di 2025 yang mencapai Rp800 triliun. Pemerintah berencana memaksimalkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di semester II 2025.
Dari regional, pasar mengharapkan petunjuk arah kebijakan pemerintah Tiongkok, termasuk responnya terhadap perang tarif dengan AS dalam kongres Partai Nasional yang dimulai di Jumat (7/3).