Saham Perbankan Tertekan, Bos SMBC Indonesia Yakin Fundamental Solid

- Saham perbankan tertekan akibat persepsi pasar terhadap industri perbankan.
- Fundamental industri perbankan Indonesia masih solid, dengan pertumbuhan kredit dan profitabilitas tinggi.
- Pelemahan saham perbankan terjadi dalam sebulan terakhir, dengan beberapa saham besar mengalami tekanan harga.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank SMBC Indonesia Tbk (BTPN) atau SMBC Indonesia menilai tekanan pada harga saham perbankan dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh persepsi pasar terhadap industri perbankan.
Menurut Henoch Munandar, Direktur Utama SMBC Indonesia, ada dua faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga saham, yakni fundamental emiten dan sentimen pasar.
"Kalau kita melihat situasi kemarin, lebih banyak dipengaruhi oleh persepsi pasar," kata dia dalam acara Buka Puasa Bersama SMBC Indonesia, Jenius, BTPN Syariah, dan Grup OTO di Jakarta, Senin (10/3).
Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, sektor perbankan Indonesia mendapat respons positif dari investor berkat pertumbuhan kredit dan profitabilitas yang terus mencatatkan kenaikan dua digit. Namun, di tengah volatilitas pasar, ekspektasi investor terhadap pertumbuhan perbankan tetap tinggi.
"Saat pasar sedang bergejolak, pertumbuhan double digit dianggap wajar. Jika kemudian turun menjadi single digit, itu langsung dipersepsikan sebagai penurunan," ujarnya.
Henoch mengatakan secara fundamental industri perbankan Indonesia masih sangat solid, dan di sisi lain investor terbiasa menyaksikan perbankan mengalami pertumbuhan tinggi. Oleh karena itu, dia menilai dalam jangka menengah dan panjang penting bagi pelaku pasar mempertimbangkan kondisi fundamental perbankan.
"Secara fundamental, industri perbankan kita masih sangat baik. Dari sisi permodalan, kita masih jauh di atas rata-rata negara ASEAN," katanya.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2025 menunjukkan rasio kecukupan modal (CAR) industri perbankan mencapai level 26,76 persen. Sementara itu, margin bunga bersih (NIM) dan tingkat pengembalian aset (ROA) masing-masing mencapai level 2,72 persen, dan itu berarti menunjukkan performa yang tetap kuat pada tingkat regional.
Pelemahan saham perbankan
Dalam sebulan terakhir, beberapa saham perbankan mengalami tekanan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BTPN (BTPN) ditutup pada level Rp2.090 pada Senin (10/3), turun 0,95 persen atau 20 poin.
Secara bulanan, harga saham BTPN telah terkoreksi 4,1 persen atau 90 poin.
Beberapa saham bank besar lainnya juga mengalami pelemahan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun sekitar 2,45 persen dalam sebulan terakhir, sementara saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melemah 0,90 persen.
Bank-bank pelat merah pun mengalami tekanan serupa.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) masing-masing turun 5,80 persen dan 5,29 persen. Sebaliknya, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) justru naik 7,23 persen pada periode yang sama.