IHSG Diproyeksi Menguat di Tengah Perkembangan Negosiasi Perang Dagang

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada Senin (30/6), setelah ditutup naik 0,96 persen di level 6.897,40.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan IHSG akan melanjutkan kenaikan untuk menguji resisten terdekat di 6.956, setelah berhasil menembus ke atas resisten minor di level 6.881 pada Kamis. Pada chart 2H, IHSG sudah bergerak di atas garis SMA-20. "Dengan demikian, kemungkinan besar IHSG telah kembali dalam tren naik," kata Ivan dalam riset hariannya.
Level support IHSG berada di 6.813, 6.748, 6.690, dan 6.640. Sementara level resistennya di 6.956, 7.018, 7.080, dan 7.122. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish.
Binaartha Sekuritas memperkirakan IHSG melaju di rentang support 6.870 dan resisten 6.990. Daftar saham pilihannya adalah MBMA, MDKA, MEDC, PGAS, dan PTBA.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di kisaran support 6.700, pivot 6.900, dan resisten 7.000. Saham-saham yang disoroti oleh Phintraco Sekuritas adalah ASII, BMRI, TLKM, UNVR, MYOR, dan MTEL.
Indeks di bursa Wall Street menguat pada Jumat (27/6). Presiden Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) akan segera mengakhiri semua negosiasi dagang dengan Kanada. Itu karena Kanada memberlakukan pajak layanan digital terhadap perusahaan teknologi AS.
Sebelumnya Menteri Perdagangan AS menyatakan bahwa kerangka kerja AS-Tiongkok telah selesai dan pemerintahan Trump berharap dapat mencapai kesepakatan dagang dengan 10 mitra dagang utama dalam waktu dekat.
"Pekan ini, fokus pasar beralih ke perkembangan negosiasi dagang antara AS dan mitra dagang utamanya, seiring semakin dekatnya batas waktu jeda tarif resiprokal selama 90 hari yaitu pada 9 Juli 2025," jelas Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim dalam risetnya.
Pasar juga akan mencermati Forum ECB. Para pembuat kebijakan, termasuk Chairman The Fed, diharapkan memberikan wawasan tentang prospek ekonomi dan moneter dalam acara tersebut.
Selain itu pasar juga akan mencermati beberapa data ekonomi yang akan dirilis di pekan ini, seperti indeks PMI dan data tenaga kerja di AS, indeks PMI di Tiongkok, inflasi Euro Area, Factory Orders Jerman, serta survei bisnis Tankan Jepang.
Dari domestik, pasar akan menantikan data PMI manufaktur, neraca perdagangan dan inflasi (1/7), serta cadangan devisa (4/7). Seiring dengan meredanya ketegangan konflik di Timur Tengah, perhatian pasar akan beralih kembali ke negosiasi perang dagang, harapan penurunan suku bunga, serta menantikan data ekonomi dan musim pengumuman laporan keuangan.
"Di tengah menantikan perkembangan hal tersebut, diperkirakan IHSG akan mengalami konsolidasi di kisaran level 6.700-7.000 pada pekan ini," kata Ratna.