Saham yang Jadi Incaran Investor Asing, Komoditas Jadi Primadona

- Saham komoditas seperti ANTM dan PSAB menjadi incaran asing dengan beli bersih Rp141,76 miliar dan Rp74,93 miliar.
- Perbankan dan blue chip dilepas asing, terutama BBCA yang mengalami penurunan harga 0,55 persen ke level Rp9.050 per saham.
- Rotasi sektor terjadi di pasar saham Indonesia, dengan saham komoditas, energi, dan teknologi diburu investor asing.
Jakarta, FORTUNE - Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan dinamika menarik sepanjang awal Juni 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat berada di bawah tekanan, tapi berhasil bangkit menjelang libur panjang nasional.
Di tengah volatilitas tersebut, pergerakan investor asing menjadi sorotan terutama dalam melakukan transaksi jual-beli saham. Dari pegerakan tersebut dapat terlihat sejumlah saham jadi incaran asing.
Pergerakan pasar saham
Pada perdagangan Rabu (4/6), IHSG ditutup menguat 0,63 persen atau naik 44,39 poin ke level 7.113,43. Penguatan ini terjadi di tengah nilai transaksi yang cukup aktif. Sebesar Rp15,38 triliun dengan total 22,37 miliar saham berpindah tangan.
Kapitalisasi pasar pun meningkat menjadi Rp12.411,13 triliun. Sektor bahan baku memimpin penguatan dengan kenaikan 3,45 persen, diikuti sektor utilitas (2,96 persen) dan teknologi (0,57 persen).
Daftar saham yang jadi incaran asing
Sejumlah saham menjadi buruan investor asing. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menjadi primadona dengan net foreign buy sebesar Rp141,76 miliar pada Selasa (3/6), naik 1,2 persen ke level Rp3.360 per saham.
Minat investor asing ini mengindikasikan ketertarikan kuat terhadap sektor pertambangan, khususnya logam mulia. Bahkan pada perdagangan Senin (2/6), ANTM mencatat pembelian bersih asing yang lebih tinggi, mencapai Rp171,67 miliar.
Selain itu, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) juga masuk radar asing dengan nilai beli bersih sebesar Rp74,93 miliar. Beberapa saham lain yang diburu asing pada awal Juni 2025 antara lain:
PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA): Rp29,77 miliar
PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI): Rp25,47 miliar
PT Bumi Resources Tbk. (BUMI): Rp15,72 miliar
PT Indosat Tbk. (ISAT): Rp10,69 miliar
PT XL Axiata Tbk. (EXCL): Rp9,81 miliar
Di satu sisi, minat terhadap saham digital dan emiten telekomunikasi mencerminkan optimisme investor asing terhadap transformasi digital di Indonesia. l Saham digital tersebut seperti WiFim sedangkan emiten telekomunikasi seperti ISAT dan EXC.
Aksi jual asing, perbankan dan blue chip dilepas
Di balik penguatan IHSG, investor asing juga melakukan aksi jual signifikan, terutama pada saham-saham perbankan dan emiten berkapitalisasi besar (blue chip). Berdasarkan data Stockbit pada Rabu (4/6), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mencatat net foreign sell terbesar, yaitu Rp414,72 miliar.
Satu hari sebelumnya, Selasa (3/6), nilai jual bersih asing bahkan lebih tinggi yakni mencapai Rp736,24 miliar. BBCA menjadi saham paling banyak dilepas asing sebesar Rp293,07 miliar. Saham BBCA juga mengalami penurunan harga 0,55 persen ke level Rp9.050 per saham.
Saham-saham lain yang juga dilepas asing antara lain:
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA): Rp331,41 miliar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI): Rp112,02 miliar
PT Astra International Tbk. (ASII): Rp76,16 miliar
PT United Tractors Tbk. (UNTR): Rp36,27 miliar
PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI): Rp42,06 miliar
PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO): Rp24,75 miliar
PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN): Rp149,36 miliar
PT Panin Financial Tbk. (PNLF): Rp68,72 miliar
PT Barito Pacific Tbk. (BRPT): Rp58,37 miliar
PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS): Rp43,41 miliar
PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA): Rp33,72 miliar
Aksi jual ini mencerminkan strategi profit-taking investor asing terhadap saham-saham unggulan. Di mana saham-saham tersebut sebelumnya sudah mencatatkan penguatan signifikan.
Rotasi sektor untuk komoditas dan teknologi
Fluktuasi beli-jual investor asing menunjukkan adanya rotasi sektor yang sedang berlangsung. Saham perbankan dan blue chip cenderung dilepas, sementara saham-saham di sektor komoditas, energi, dan teknologi justru diburu.
Meski aksi jual asing sempat menekan beberapa saham unggulan, penguatan IHSG dan konsistensi akumulasi di sektor-sektor strategis memberi sinyal positif terhadap prospek jangka menengah.
Di tengah dinamika pasar dan rotasi sektor oleh investor asing, ini adalah momen penting bagi investor domestik untuk menyusun ulang strategi. Terlebih, sektor komoditas dan digital menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan.