MARKET

Kendalikan Inflasi, BI Diprediksi Kembali Naikkan Bunga Acuan Jadi 4%

Indonesia masih diuntungkan dengan inflasi global.

Kendalikan Inflasi, BI Diprediksi Kembali Naikkan Bunga Acuan Jadi 4%Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
20 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memprediksi Bank Indonesia (BI) bakal kembali menaikkan tingkat suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,0 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) 22 September 2022.

Chief Economist Bahana TCW, Budi Hikmat menjelaskan, kenaikan harga komoditas energi dan pangan tak dapat dihindari menyusul perang di Ukraina yang cenderung memicu inflasi. Hal tersebut terjadi akibat dorongan biaya (cost-push inflation) yang sangat mempersulit otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi.

“Bisa dikatakan BI termasuk bank sentral yang menaikkan suku bunga lebih belakangan dibanding bank sentral di negara lain. Namun, langkah BI itu perlu diapresiasi. Selain agar tidak terlambat (behind the curve), normalisasi tingkat suku bunga juga ditujukan untuk menjaga attractiveness aset-aset domestik di mata asing serta menghindari out flow di pasar,” kata Budi melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (20/9).

Indonesia masih diuntungkan dengan inflasi global

Ilustrasi Bahana TCW/Dok Perusahaan

Menurutnya, kondisi inflasi di Indonesia terbilang berbeda. Indonesia relatif diuntungkan oleh fenemona inflasi global yang juga mengingat, sehingga membuat kenaikan harga income commodity seperti batu-bara, nikel dan CPO melebihi cost-commodity khususnya minyak mentah dan menguntungkan pengusaha dalam negeri.

Budi menjelaskan, pada awalnya pemerintah berupaya mengendalikan transmisi inflasi global khususnya akibat kenaikan harga minyak mentah dengan mempertahankan alokasi subsidi energi hingga melebihi Rp500 triliun. Namun, kondisi tersebut tak bisa bertahan lama sehingga membuat pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurutnya, pemerintah punya alasan untuk mengalokasikan subsidi untuk pos yang lebih produktif dan berkeadilan seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan dan perumahan.

Dengan kondisi tersebut, Bahana TCW tetap mengapresiasi langkah BI untuk mengendalikan risiko inflasi sekaligus mengendalikan rupiah melalui berbagai macro-prudential policy dengan kenaikan bunga acuan dan menyerap kelebihan likuiditas yang digelontorkan saat pandemi melanda.

“Secara timing kenaikan suku bunga pada rapat dewan gubernur BI yang akan datang juga dinilai cukup baik, karena di hari yang sama, The Fed juga diekspektasikan akan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 75 hingga 100 bps,” ujar Budi Hikmat.

Ekonomi RI diyakini tetap kuat di 5,3%

Warga menikmati pemandangan saat mengunjungi area Skywalk di Senayan Park, Jakarta, Sabtu (1/1/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Warga menikmati pemandangan saat mengunjungi area Skywalk di Senayan Park, Jakarta, Sabtu (1/1/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.

Related Topics