Dorong Produktivitas Kebun, Astra Agro Siapkan Belanja Modal Rp1,3 T
Jumlah capex itu sama dengan realisasi capex 2021.
Jakarta, FORTUNE - Emiten perkebunan Grup Astra, PT Astra Agro Lestari (AALI), menyiapkan belanja modal (capex) sekitar Rp1,2 triliun–Rp1,3 triliun pada 2022. Perseroan akan memanfaatkan belanja modal itu untuk penanaman kembali atau replanting, serta pemeliharaan tanaman yang belum produktif.
Selain itu, dana tersebut akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur dan mengganti mesin-mesin pabrik yang sudah usang.
“Kelebihan dana kami rencanakan untuk membayar sebagian utang yang jatuh tempo pada 2022, yakni pada Oktober 2022,” kata Drektur Astra Agro Lestari, Mario Casimirus Sulung Gultom, dikutip Senin (18/4).
Jumlah belanja modal yang disiapkan pada 2022 tidak jauh berbeda dengan realisasi capex AALI tahun lalu, yang naik 23 persen menjadi Rp1,2 triliun—dari Rp999 miliar (2020).
Target AALI pada 2022
Dari sisi produksi, Astra Agro menargetkan capaian lebih tinggi dari 2021. Sebagai catatan, produksi tandan buah segar (TBS) AALI menurun 6,6 persen dari 4,63 juta ton menjadi 4,33 juta ton pada 2020. Itu terjadi karena produktivitas tanaman yang melemah akibat kemarau panjang pada 2019.
Sementara itu, produksi CPO perseroan naik 3,1 persen dari 1,43 juta ton menjadi 1,47 juta ton. Berkat kontribusi dari pihak ketiga atau mitra.
Presiden Direktur AALI, Santosa mengharapkan produksi keduanya tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu. “Sehingga tahun ini harapannya setidaknya secara produksi bisa menyeimbangkan dengan tahun sebelumnya,” kata Santosa.
Per kuartal pertama 2022, volume produksi AALI tergolong low crop atau cukup rendah ketimbang sebelum-sebelumnya. Santosa berharap, hal itu akan kembali pulih pada semester dua 2022.
“Karena terlihat cuaca tahun ini dan tahun sebelumnya lebih mendukung sehingga akan ada peak crop di sekitar kuartal ketiga,” imbuhnya lagi.
Sekadar informasi, pada 2021, AALI membukukan laba bersih yang meroket 136,6 persen dari Rp833,09 miliar ke Rp1,97 triliun. Pendapatannya pun tumbuh 29,32 persen dari Rp18,80 triliun ke Rp24,32 triliun.