MARKET

Kinerja Naik Tapi Produsen Air Minum Ades Absen Bagi Dividen, Mengapa?

ADES raih laba bersih 2021 senilai Rp265,75 miliar.

Kinerja Naik Tapi Produsen Air Minum Ades Absen Bagi Dividen, Mengapa?Air mineral ADES. (Shutterstock/chomen image)
07 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Akasha Wira International Tbk (ADES), produsen air mineral Ades, absen membagikan dividen untuk tahun buku 2021. Kebijakan ini sebagimana hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan. 

Presiden Direktur ADES, Wihardjo Hadiseputro, mengatakan laba bersih yang ADES kantongi pada 2021 akan digunakan untuk memperkuat ekuitas perseroan.

“Pertimbangan tersebut kami ambil karena memiliki target pertumbuhan berkelanjutan dan memerlukan kesiapan dalam berbagai aspek, seperti infrastruktur, finansial, dan sebagainya. Sehingga kami tak bagikan dividen (di) tahun ini,” kata Wihardjo di konferensi virtual paparan publik, dikutip Kamis (7/7).

Selain memproduksi Ades, Akasha Wira International juga memegang produksi merek kecantikan Makarizo, serta mengelola restoran ala Korea—Mujigae. Sepanjang 2021, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp265,75 miliar; melesat 95,72 persen (YoY) dari Rp135,78 miliar.

Kinerja ADES

Sepanjang 2021, perusahaan membukukan kenaikan pendapatan 39 persen (YoY) menjadi Rp935,07 miliar dari Rp673,36 miliar. Segmen minuman dan makanan kemasan menopang sebagian besar kenaikan pendapatan, dengan kontribusi Rp475,31 miliar atau meningkat 30,80 persen (YoY) dari Rp362,37 miliar.

Sedangkan segmen kosmetik berkontribusi sebesar Rp459,75 miliar. Produk-produk perawatan diri pun membukukan kenaikan penjualan 48 persen. Hal ini menurut perseroan tak lepas dari kembali normalnya aktivitas masyarakat sehingga mendongkrak pemasukan dari salon-salon ADES.

Di lini bisnis makanan minuman merek Mujigae, ADES pun mulai menawarkan makanan Korea siap saji seperti kue beras (tteokpokki), mi dengan pasta kacang hitam (jjajangmyeon), serta susu pisang khas Korea.

“Tiga produk itu mendapat respons positif dari masyarakat, ini pula yang meningkatkan penjualan kami. Namun, distribusinya masih terbatas dan belum general,” jelas Wihardjo.

Related Topics