Jakarta, FORTUNE – Nilai Ethereum tercatat melorot bahkan setelah proses pembaruan jaringan atau The Merge. Pasar aset kripto secara keseluruhan pun masih dalam fase kontraksi akibat sejumlah sentimen.
Menengok data dari CoinMarketCap, Jumat (16/9) pukul 10:00 WIB, nilai aset kripto berkode ETH ini anjlok 8,92 persen dalam 24 jam terakhir ke posisi US$1.467. Sedangkan, jika dibandingkan pekan lalu, penurunannya lebih tajam lagi mencapai 10,62 persen.
Menurut Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, tak sedikit investor yang merasa khawatir untuk tertinggal (fear of missing out/FOMO) terhadap migrasi jaringan Ethereum. Akibatnya, mereka melakukan akumulasi ETH secara besar-besaran.
Meski demikian, pada saat The Merge sukses, diduga para whales atau bandar mulai melakukan aksi jual aset kripto tersebut.
"Hal ini dikarenakan aksi dari market yang dikenal buy the rumor sell the news yang artinya membeli saat rumor dan menjual saat kejadian,” kata Afid dalam rilis resmi kepada media. Menurutnya, sama halnya dengan pasar saham, pergerakan market aset kripto turut dipengaruhi oleh kehadiran para big money.
Dia memperkirakan harga Ethereum takkan naik seketika, serta butuh proses yang lama lama. Itu terjadi meskipun fundamental ETH sudah sangat baik di konsensus proo-of-stake (PoS).
Di sisi lain, migrasi jaringan Ethereum disinyalir hanya mengubah keseluruhan algoritma consensus, dan tidak memperluas kapasitas jaringan.
"The Merge belum akan berpengaruh tinggi pada kenaikan harga ETH dan pasar secara keseluruhan. Sama halnya soal gas fees NFT di jaringan Ethereum tidak akan turun signifikan,” ujarnya.