NEWS

4 Pemicu Stres Saat Liburan dan Cara Mengatasinya

Ternyata liburan bisa juga menyebabkan stres.

4 Pemicu Stres Saat Liburan dan Cara MengatasinyaKeindahan Pantai Senggigi (Unsplash/@tandyarachmat)
29 December 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meskipun Liburan seringkali diidentikkan dengan momentum untuk melepaskan Stres, meski nyatanya yang terjadi tak selalu sesuai harapan. Liburan juga bisa menimbulkan stres, bahkan membuat stres yang sudah ada, jadi lebih parah.

Menurut survei American Psychological Association (APA) pada tahun 2023, terdapat 89 persen warga Amerika Serikat yang mengaku stres saat liburan. Bahkan, 41 persen responden mengaku mengalami peningkatan stres selama liburan.

Aliansi Nasional Kesehatan Mental AS pada 2023 juga melaporkan ada 64 persen orang  menderita sakit mental dan justru memburuk saat liburan.

Tak sekadar menghilangkan stres, ternyata liburan juga bisa jadi penambah stres. Mengutip Psychology Today, berikut ini ulasan mengenai beberapa pemicu stres saat liburan dan cara mengatasinya, seperti yang dikemukakan oleh Doktor psikologi dari California Institute of Integral Studies, Michele DeMarco PhD, Rev.

1. Kewalahan

Kemegahan Marina Bay Sands (Unsplash/@huchenme)

Kewalahan saat berlibur terjadi mirip seperti halnya burnout ketika bekerja. Hal ini dapat terjadi ketika Anda menghadapi segala hal yang berat untuk ditangani, misalnya perencanaan liburan, atau kondisi menyetir dalam waktu lama. Bahayanya, kondisi ini dapat menyebabkan diri merasa panik, lemah, gangguan mental, sensitif, pelupa, sulit berkonsentrasi, menghambat tidur, dan sebagainya.

Adapun cara mengatasi kewalahan ini, antara lain:

  1. Identifikasi sumber utama kewalahan, dengan cara mempertanyakan diri sendiri tentang sumber penyebab rasa kewalahan tersebut.
  2. Tetapkan batasan pada diri, dapat dengan batasan waktu, tugas, atau beranikan diri untuk menolak sesuatu dan memilih untuk meminta bantuan orang lain.
  3. Kurangi rasa perfeksionisme dan lebih merasa cukup atas semuanya.
  4. Hilangkan prasangka atau asumsi yang membatasi diri.
  5. Berhenti berpikir tentang segala konsekuensi terburuk yang akan terjadi.
  6. Lakukan sesuatu yang baru dan buat diri lebih nyaman.
  7. Berhentilah untuk menilai diri sendiri terhadap orang lain dan berbuatlah apa adanya untuk mengatur perasaan, pikiran, dan tindakan diri sendiri.
  8. Cobalah membuat saran untuk diri sendiri atas masalah yang ada.
  9. Carilah komunitas yang dapat mendukung diri berkembang dan produktif.

2. Isolasi sosial dan kesepian

Dok. Andaz Bali

Related Topics