NEWS

Harga Uranium Melonjak di Tengah Kerusuhan Kazakhstan

Pengguna mulai mencari pemasok lain di luar Kazahstan

Harga Uranium Melonjak di Tengah Kerusuhan KazakhstanIlustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir. (Pixabay/JamesQube)
07 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kazakhstan merupakan pemasok uranium terbesar di dunia. Menyusul kerusuhan yang terjadi sejak awal Januari 2022, harga komoditas ini melonjak hampir 8 persen jadi US$45,25 per pon pada  Rabu (5/1) dari sebelumnya US$42 per pon pada perdagangan Selasa (4/1). 

Melansir Al Jazeera, gejolak harga yang terjadi di negara yang memproduksi 40 persen uranium dunia ini, dapat menyebabkan lebih banyak ketergantungan pada pemasok di luar Kazakhstan. Hal ini mengakibatkan saham perusahaan uranium di Amerika Utara dan Australia ikut terdongkrak.

Dengan kerusuhan di Kazakhstan, “orang-orang menyadari fakta bahwa mungkin kita tidak dapat mengandalkan satu produsen utama,” kata Nick Piquard, manajer portofolio di Horizons ETFs.

Presiden perusahaan riset dan analis pasar, UxC LLC, Jonathan Hinze, mengatakan masalah Uranium yang dihadapi oleh Kazakhstan akan seperti Arab Saudi saat mengalami masalah minyak mentah. “Bahkan, jika tidak ada kekurangan saat ini, potensi kekurangan tetap bisa terjadi pada saat diperdagangkan,” katanya.

Nuklir akan menikmati kebangkitan

Para investor bertaruh tenaga nuklir akan akan menikmati kebangkitan seiring pemerintah yang mulai berpaling dari bahan bakar fosil. Bahan bakar nuklir mengalami lonjakan signifikan hingga 24 persen sejak akhir 2008.

Meski harga naik di tengah kerusuhan dan potensi gangguan pasokan di Kazakhstan, namun hingga kini belum ada laporan kekurangan uranium langsung maupun penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Pembangkit listrik dari tenaga nuklir hanya mengalami penundaan pengiriman karena penumpukan persediaan dan dapat terus beroperasi.

Aktivitas pertambangan tetap jalan

Juru bicara Orano, salah satu perusahaan penambangan uranium, mengatakan bahwa aktivitas tambang akan tetap berjalan. Hal ini tidak terpengaruh oleh kerusuhan yang terjadi, karena lokasinya yang jauh dari wilayah ketegangan.

Namun, saham Kazatomprom, perusahaan tambang lainnya, justru turun hingga 10 persen dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar perusahaan uranium di Amerika Utara memperpanjang keuntungan mereka sejak awal pekan, setelah Uni Eropa mendorong rencana untuk pemberian label proyek nuklir berkelanjutan.

Related Topics