NEWS

Pola Kerja WFH Rentan Kena Serangan Siber, Ini Kata Pengamat

Data keuangan, data pelanggan dan pribadi rentan diretas

Pola Kerja WFH Rentan Kena Serangan Siber,  Ini Kata PengamatHacker. (ShutterStock/takasu)
31 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pandemi Covid-19 membawa pergeseran pada pola kerja dari pola bekerja di kantor, ke rumah, atau kombinasi keduanya (hibrida). Namun pola bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) di sisi lain memiliki risiko keamanan siber, terutama yang terkait data-data pekerjaan.

Pakar keamanan siber sekaligus Chairman CISSReC, Pratama Persadha, mengatakan  banyak terjadi masalah kebocoran data selama masa pandemi. “Setidaknya ada tiga penyebab terbesar peretasan data, yaitu kesalahan manusia sebagai user, kesalahan sistem, dan serangan malware sekaligus peretas. Nah, faktor kesalahan manusia ini meningkat selama pandemi, salah satunya karena WFH,” ujar Pratama kepada Fortune Indonesia, Kamis (31/3).

Salah satu cara yang kerap terjadi untuk mengelabui korban adalah social engineering atau phising dalam bentuk email, pesan, atau tautan tertentu yang tidak jelas. Sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum menyadari seberapa besar ancaman phishing terhadap data pribadi mereka.

“Namun cara ini secara terus-menerus menjadi salah satu cara utama peretas untuk mengambil alih dan mengumpulkan data penting para korban untuk melakukan kejahatan di dunia maya,” kata Pratama.

Motivasi peretas terkait finansial dan spionase industri

Ilustrasi keamanan siber.
Ilustrasi keamanan siber. (Pixabay/Pete Linforth)

CEO NTT Ltd, Hendra Lesmana juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya,   serangan siber yang terjadi pada data-data pekerjaan dan perangkat yang digunakan para pekerja, secara umum memiliki motif finansial dan spionase industri.

Data  yang paling rentan diretas adalah informasi keuangan, pelanggan, atau data-data pribadi.

“Para pekerja yang bekerja dalam jaringan yang terkoneksi dari kafe, rumah, atau jaringan tidak aman lainnya, dan perangkat yang digunakan bukan dari kantor, sangat berisiko terkena serangan siber,” kata Hendra seperti dikutip Antara, Rabu (30/3).

Perusahaan belum bekali pegawai dengan pengetahuan TI

Hacker.
Hacker. (ShutterStock/Ozrimoz)

Related Topics