Surplus Adalah: Pengertian, Jenis dan Contohnya
Surplus tak selalu berkenaan dengan situasi menguntungkan.
07 September 2022
Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$4,23 miliar pada Juli 2022, meski angka tersebut lebih rendah dibandingkan capaian bulan Juni dengan surplus US$5,09 miliar. Kita mungkin sering mendengar istilah surplus pada sektor ekonomi, tapi apa arti sebenarnya?
Biasanya, istilah ini digunakan untuk menjelaskan kondisi ketika jumlah pemasukan yang didapat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Namun, surplus memiliki pengertian yang jauh lebih luas.
Lawan dari surplus adalah defisit. Kondisi ini menggambarkan kondisi yang berkebalikan dengan surplus, yakni jumlah yang dikeluarkan lebih banyak dari pendapatan.
Pengertian surplus
Melansir akseleran, secara umum, surplus adalah sebuah kondisi yang menunjukkan aset maupun sumber daya yang jumlahnya lebih besar dari jumlah semua aset yang aktif digunakan. Pengertian ini dapat diterapkan pada banyak konsep, seperti keuntungan, pendapatan, ketersediaan barang, maupun modal.
Surplus memang kerap kali terkesan menguntungkan, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Sebagai contoh, misalnya surplus produksi atau pembuatan suatu barang di pabrik dalam jumlah berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan penumpukan barang yang berimbas pada efisiensi pengeluaran dan pendapatan yang tak seimbang, sehingga justru mengakibatkan kerugian.
Jadi, surplus tidak dapat disetarakan dengan kondisi menguntungkan. Mungkin lebih tepat jika surplus digunakan untuk menggambarkan situasi berlebih pada berbagai hal yang ada di dalam hidup sehari-hari.
Jenis surplus
Dalam bidang ekonomi, terdapat dua jenis surplus, yakni surplus konsumen dan surplus produsen:
- Surplus Konsumen
Dari sisi konsumen, surplus adalah beda nilai dari jumlah paling maksimal yang dapat dibayarkan oleh konsumen terhadap suatu barang tertentu dengan harga barang itu sendiri. Definisinya adalah kondisi ketika seorang konsumen memberikan pembayaran harga yang lebih rendah dari harga yang sanggup dibayarkan.
Contohnya, harga sebuah barang adalah Rp50.000 dan Anda mampu membayar barang tersebut, sekalipun harganya Rp100.000. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Anda mengalami surplus konsumen. - Surplus Produsen
Berkebalikan dari surplus konsumen, pada surplus produsen, kondisi berlebih dialami oleh produsen. Jadi, dapat diartikan bahwa surplus produsen adalah sebuah kondisi yang menunjukkan harga penjualan lebih besar dibandingkan dengan harga sebenarnya atau harga awal.
Sebagai contoh, jika Anda bisa menjual sandal senilai Rp10.000 dengan harga Rp15.000, maka Anda sebagai penjual sandal mendapatkan surplus hingga Rp5.000 rupiah untuk penjualan sandal tersebut.
Surplus neraca perdagangan
Sebenarnya pemahaman tentang makna surplus dapat semakin kita perdalam dengan kembali pada paragraf awal artikel ini yang menyebutkan tentang surplus neraca perdagangan. Berangkat dari pengertiannya, neraca perdagangan sendiri adalah selisih antara nilai ekspor dan nilai impor suatu negara dalam suatu periode tertentu.
Mengacu pada pengertian ini, maka akan didapatkan dua kemungkinan situasi yang muncul dari perhitungan selisih ini. Ketika nilai ekspor lebih besar dari nilai impor disebut sebagai surplus perdagangan. Ketika nilai impor lebih besar dari nilai ekspor, maka disebut defisit perdagangan.
Jadi, sekarang kita sudah semakin bisa memahami bahwa surplus adalah sebuah situasi berlebih. Dalam sektor perdagangan, kondisi surplus biasanya digunakan untuk menggambarkan situasi nilai ekspor yang lebih besar dari impor. Artinya, pendapatan jauh lebih besar dari pengeluaran.